Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta dihujat habis-habisan oleh warga Jakarta. Pasalnya, upaya “penghancuran” kota Jakarta karya Anies Baswedan sampai ke pembongkaran trotoar dan pedestrian, padahal itu jalur para pejalan kaki.
Jakarta yang telah menjadi salah satu dari 5 kota terbaik di dunia, dalam waktu beberapa bulan saja telah menjadi kota yang semrawut, amburadul, langganan banjir dan kemacetan yang kembali menghiasi Jakarta. Penyebabnya tidak lain dari Gubernur Give Away (Pj) yang bodoh, tanpa konsep, tanpa inovasi, tanpa wawasan masa depan, dan modalnya hanya kebencian kepada Anies Baswedan.
Memang urusan membongkar, merusak, menghamcurkan dan melenyapkan itu gampang, gak perlu pakai otak, orang gila juga bisa gak perlu orang seperti Heru Budi yang misinya adalah “menghancurkan” karya Anies Baswedan. Biar lebih frontal penghancurannya, kirim saja orang gila biar gak usah dibayar. Memangnya Heru Budi gak dibayar ?
Urusan merubah sesuatu yang tanpa konsep matang dan jenius, hanya akan merusak tatanan yang sudah ada. Bukankah perubahan (baca : penghancuran) juga memakai dana besar ?, Tapi sayang perubahan yang tanpa konsep matang hanya menjadi amburadul dan acak-acakan.
Selain masalah banjir dan kemacetan, sistem transportasi yang sudah terintegrasi melalui Jaklinko dan sudah mengatasi berbagai masalah transportasi di Jakarta sehingga dikagumi dunia, juga diacak-acak. Mungkin sekarang Jakarta bakal menjadi kota primitif lagi.
Heran, apa yang di benak Jokowi (istana), sehingga orang macam Heru Budi dipercaya untuk memimpin Jakarta, kota Metropolitan dengan segudang permasalahan. Hanya orang dengan kualitas luar biasa yang bisa mengatasi problematika Jakarta. Jika orang itu bukan seorang Gubernur yang luar biasa, tidak akan mampu memimpin Jakarta. Seorang Heru Budi, jangankan berkualitas luar biasa, kualitas biasa-biasa saja juga tidak. Ditambah lagi, apakah mungkin karena pihak punya dendam kesumat dengan Anies, atau juga mungkin yang menugaskan Heru yang punya dendam kesumat, sehingga setiap yang datang dari Anies pasti di- cut. Kebencian selalu dihiasi hawa nafsu dan ditunggangi syetan.
Apa pun yang akan dilakukan pihak istana, tidak akan mempengaruhi sikap rakyat kepada Anies. Rakyat sudah cerdas dan cinta Anies. Semakin Anies dizhalimi maka rakyat semakin cinta. Jadi percuma istana menyuruh-nyuruh Heru Budi untuk menghancurkan karya Anies. Sebentar lagi Heru Budi akan kena batu (adzab)+Nya. Sedangkan Anies sendiri akan tetap dilindungi diangkat derajatnya oleh Allah. Ibarat Nabi Yusuf as, semakin dijaruhkan semakin diberi kedidulan tinggi oleh Allah . Sedangkan para pembenci Anies akan mulai mendapat banyak masalah termasuk adzab Allah.
Bandung, 29 Ramadhan 1444