Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)
Rekan jejak digital membangun ingatan bahwa mundurnya Sri Mulyani Indrawati (SMI) sebagai Menteri Keuangan RI dan pindah pada pekerjaan yang baru di World Bank (WB) adalah tidak wajar, terutama kalau dikaitkan dengan skandal Bank Century (Century).
Beberapa ungkapan dan pernyataan dalam berbagai pidato perpisahannya mengandung teka-teki dan mengundang banyak pertanyaan, yaitu : “Jangan ada pemimpin yang mengorbankan anak buahnya.” “Saya tidak bisa didikte”. “Saya menang – Saya tidak minggat, saya akan kembali”
Tetapi saat pidato serah terimanya kepada Menkeu yang baru SMI menangis tidak wajar, berkali-kali dan terlihat sangat-sangat sedih.
Ada keanehan kok menangis sampai seperti itu. Juga sangat tidak wajar adanya sikap yang demikian fanatiknya dari staf Departemen Keuangan dengan ungkapan belasungkawa, seolah-olah SMI sudah meninggal.
Saat itu SMI sedang diperiksa oleh KPK sebagai tindak lanjut dari penyelidikan tentang skandal Century, dalam proses yang sedang berjalan.
Tiba-tiba Bank Dunia menawarkan jabatan sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, efektif dimulai pada tanggal 1 Juni 2010.
Dalam konferensi persnya, SBY memuji SMI sebagai salah seorang menteri terbaiknya yang disertai dengan rincian prestasi dan capaian-capaiannya. Tetapi justru dengan bangga melepaskan SMI supaya tidak melanjutkan baktinya kepada bangsa Indonesia.
SMI tidak membutuhkan waktu lama hanya dalam 24 jam langsung memberikan jawaban bahwa dirinya menerima tawaran sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Inilah sekilas bukti SMI orang kuat , kasus Century tiba-tiba lenyap. Pansus Century DPR mentah, bubar hanya seperti dagelan. SMI memang belum bersalah, tetapi jelas bermasalah yang masih dalam proses penyelesaian dan kejelasan oleh KPK.
SMI mengatakan “tidak akan ada siapapun di Indonesia yang bisa menyentuhnya selama dibelakangnya ada Robert Zoelick.”
Dalam waktu 10 hari sudah tidak ada lagi yang berbicara dengan nada kritis, semua mundur. Sebaliknya, banyak sekali yang berbicara dengan nada memuji.
Presiden RI SBY merasa berterima kasih kepada WB Robert Zoelick yang telah memberikan penghargaan kepada Indonesia, karena telah sudi memungut SMI menduduki jabatan yang terhormat di WB sebagai Managing Director.
Artinya begitu hebatkah SMI, atau begitu remehnya bangsa Indonesia di mata pers internasional, sehingga peristiwa Century yang sedang berlangsung dianggap tidak ada.
SMI dengan penuh percaya diri mengatakan : I will come back” ada kekuatan besar di balik SMI, yang sangat mirip dengan ucapan Mac Arthur : “ I shall return”.
SMI komitmennya membela rakyat Indonesia ataukah membela kepentingan-kepentingan yang diwakili oleh 3 lembaga keuangan internasional (Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF) juga sudah diketahui oleh masyarakat luas.
Afiliasinya dengan kekuatan asing yang diwakili oleh Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF, sehingga sangat sering memenangkan kehendak mereka yang merugikan bangsanya sendiri.
Gambaran pendek drama di atas adalah sekilas kekuatan SMI dengan jaringan yang akan melindunginya.
Taruhlah geger korupsi dan berubah menjadi skandal pencucian uang kita sebut “SMI Gate” akan sulit di tuntaskan.
Sangat mungkin Mahfud MD hanya dimainkan karena pengalaman dan jaringan dengan lembaga keuangan dunia luar yang sangat terbatas. Kejadian yang terjadi sejak 2017 SMI tidak mengetahui dan tidak melakukan pencegahan.
Mulai terasa DPR menghujat Mahfud MD, bukan membentuk kerjasama membongkar mega kasus korupsi di Kemenkeu. Dugaan kuat proses pencucian uang yang mencapai ratusan triliun terlibat di dalamnya kekuatan asing melakukan pencucian uang dan korupsi klas dunia. Wajar akan ada kekuatan asing back up dan melindungi SMI.
Sejak awal SMI abai menjaga stabilitas keuangan negara, bahkan dengan utang negara tanpa kontrol dan kendali keamanannya, seperti melenggang tanpa beban. Sesekali membela diri utang masih aman.
Inilah SMI track recordnya sebagai kader Organisasi Tanpa Bentuk ( OTB ) yang sangat gigih, militan, licin dan tangguh
Untuk menuntaskan kasus “SMI-Gate” hanya bisa dilakukan dengan menghentikan kekuasaan Jokowi dan menghentikan SMI sebagai Menkeu, copot semua jabatan yang melekat dalam dirinya.
Dari situ baru mungkin meneruskan kasus pencucian uang yang maha dahsyat oleh rezim baru yang memiliki komitmen membenahi negara dari campur tangan para mafia yang sudah mengepung Indonesia dari segala arah dan penjuru.