Akhir Buruk Pemerintahan Jokowi

by M Rizal Fadillah

Tidak ada tanda-tanda Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya dengan baik. Menuju 2024 yang diwacanakan justru perpanjangan periode, pemilu ditunda, krisis keuangan, serta peningkatan pinjaman. Ini semua adalah isu akhir yang buruk.

Lima “proyek oligarki” yang menandai akhir buruk Jokowi, yaitu :

Pertama, IKN di Penajam Kaltim. Mengingat masa jabatan Jokowi kurang dari 2 tahun lagi maka pembangunan yang dikawal hingga 2024 itu baru tahap awal. Inipun dengan dana yang terseok-seok. Presiden yang baru nanti dengan tekanan rakyat belum tentu akan menjalankan janji politik saat ini. Proyek akan gagal.

Kedua, Jokowi meninggalkan sesak nafas dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Awal ia berjanji untuk tidak menggunakan dana APBN akan tetapi faktanya diumumkan penggunaan dana APBN dan ujungnya meminjam dana China untuk cost overrun atau pembengkakan sebesar 8,3 Trilyun. Jokowi hilang, hutang datang.

Ketiga, menyakiti hati umat beragama khususnya umat Islam dengan lemparan isu terorisme, radikalisme, intoleransi dan politik identitas. Atmosfir negatif ini sengaja dibentuk. Hingga kini tuduhan berbau Islamophobia tersebut masih berlanjut bahkan semakin intens. Jokowi menjadi musuh umat Islam.

Keempat, penyimpangan dan memperalat hukum. Penerbitan Perppu tanpa dasar “genting dan memaksa” dilakukan oleh Jokowi secara reguler. Terakhir Perppu tentang Cipta Kerja yang membuldozer Putusan MK. Begitu juga Keppres No. 17 tahun 2022 mengenai penyelesaian kasus HAM berat yang melabrak UU tentang Pengadilan HAM.

Kelima, KKN semakin dahsyat. Pernyataan Mahfud MD tentang korupsi di masa kini yang jauh lebih dahsyat dibandingkan masa Orde Baru adalah persaksian. Presiden sangat memberi ruang pada putra, menantu atau keluarga untuk menikmati kekuasaan di daerah. Hal ini menjadi bukti adanya praktek nepotisme. Diikuti oleh pejabat lainnya. Akhir masa Jokowi adalah KKN.

Akhir buruk merupakan kerugian, kecelakaan dan penyesalan. Penguasa yang tidak mencoba untuk mengakhiri masa jabatannya dengan baik adalah orang bodoh. Pertanggungjawaban akherat tentu berat. Nanti jika akhirnya ia berada di Neraka, maka hilanglah segala kenikmatan dari kekuasaan dan kekayaan yang telah dirasakannya. Akhir buruk menjadi “pahala” baginya.

Dari Annas bin Malik Rosulullah SAW bersabda “Sebagian orang-orang penyembah kenikmatan dunia yang akan menjadi penghuni Neraka dipanggil pada hari Kiamat. Ia dibenamkan satu kali benaman ke dalam Neraka. Lalu ditanya kepadanya ‘Hai manusia, apakah engkau merasakan ada kebaikan sedikitpun ? Apakah masih terasa nikmat yang engkau rasakan dulu itu ? Dia menjawab ‘Tidak ada wahai Tuhanku ! Aku sama sekali tidak merasakan ada kebaikan yang pernah kurasakan dan terasa tidak ada kenikmatan yang pernah aku rasakan” (HQR Muslim, Ahmad dan Ibnu Hibban).

*) Pemerhati Politik dan Keagamaan

Bandung, 26 Februari 2023

Simak berita dan artikel lainnya di Google News