Gerombolan penyembah Joko Widodo (Jokowi) membisu ketika Gibran Rakabuming Raka (Gibran) dan Kaesang Pangarep (Kaesang) masuk politik. Padahal para penyembah Jokowi pernah membully Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan tudingan dinasti politik.
Demikian dikatakan pengamat seniman politik Mustari atau biasa dipanggil Si Bangsat Kalem (SBK) dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (1/2/2023). “Penyembah Jokowi itu hipokrit dan tidak mempunyai pendirian dan mengiikuti penguasa,” paparnya.
Kata SBK, para penyembah Jokowi selalu membenarkan kesalahan penguasa dengan mencari-cari alasan. “Gerombolan penyembah Jokowi itu para buzzer, politisi PSI. Mereka ini telah merusak demokrasi,” jelasnya.
SBK mengatakan, dinasti politik di era demokrasi telah menjamur di berbagai daerah. “Kepala daerah menjadi raja-raja kecil dengan memanfaatkan anak dan keluarga menjadi penguasa,” ungkap SBK.
Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, mengutarakan ketertarikannya terjun ke politik. Tak tanggung-tanggung, Kaesang disebut akan mengincar kursi kepala daerah. Hal ini diungkap oleh sang kakak, yang telah lebih dulu masuk dan merebut kursi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Selain Gibran, menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution juga telah menjadi Wali Kota Medan dalam kontestasi Pilkada 2020 lalu. Dengan resminya Gibran dan Bobby menjadi kepala daerah. Maka, Presiden Jokowi pun tak dapat mengelak dinasti politik di keluarganya sendiri.