Wartawan Senior: Neo Feodalisme Dimotori Orang Solo di Pusat Kekuasaan

Neo Feodalisme dimotori orang Solo di pusat kekuasaan. Orang Solo ini membangun kekuasaan dengan memanfaatkan anak dan menantu dengan mengatasnamakan demokrasi.

“Sekarang muncul neo feodalisme yang dimotori orang Solo penguasa di pusat kekuasaan,” kata wartawan senior Gigin Praginanto di akun Twitter-nya @giginpraginanto, Senin (30/1/2023).

Kata Gigin, para pejuang kemerdekaan dan pendukung demokrasi sukses membatalkan rencana pemerintah pusat memberi status daerah istimewa kepada Solo. “Alasannya agar Solo tidak kembali ke feodaiisme,” paparnya.

Fahri Hamzah meyakini Presiden Jokowi dalam periode keduanya, tidak akan mampu keluar dari comfort zone (zona nyaman) soal feodalisme yang selama ini dilihat masyarakat. Seperti selama periode pertama memerintah, mantan Walikota Solo itu tidak bekerja optimal karena dikelilingi sistem feodalisme.

“Pembahasan mengenai Pilpres itu sudah selesai. Saat ini yang perlu dipertegas ialah apakah Pak Jokowi mampu keluar dari inner circle feodalisme yang sudah dianggap nyaman, padahal itu menjebak beliau,” kata Fahri beberapa waktu lalu.

Memang, diakui Fahri kalau budaya di Indonesia masih kental dengan feodalisme. Bahkan ketika agama membawa pembebasan, para tokoh agama justru membentengi diri dengan ‘kesucian’ agar terus berjarak dengan kejujuran. Pimpinan dan yang dipertua tidak pernah boleh menerima kritik dan argumen terbuka.

“Sekali lagi bukan soal satu orang atau seorang pemimpin. Ini soal sistem yang dilumuri lemak feodalisme yang berkarat. Orang-orang dalam posisi atas dari sistem ini menciptakan aturan dan citarasa yang kadang tak terbaca secara kasat mata. Kita hanya merasa bahwa kejujuran tak diterima,” tegasnya.

Apalagi, lanjut Fahri, jika kejujuran itu tentang seorang pemimpin, di mana dalam sistem ini yang bersangkutan harus dipertahankan ‘kesuciannya’ agar tetap punya wibawa dan tenaga untuk ‘menjaga kepentingan bersama’. Bahkan, ada adigium seorang pemimpin tidak pernah salah, asal bapak senang, dan semua yang dilakukan benar.

“Mangsa yang paling empuk dari sistem ini adalah seorang pemimpin yang baik tapi lugu, lalu dalam hatinya ada sedikit tersembunyi keangkuhan. Dia nampak baik, penuh senyum dan berkata sopan santun. Feodalisme akan menjaga agar ia tetap berkuasa untuk kepentingan sistem feodal,” sebutnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News