Bakal calon presiden Anies Baswedan tidak hanya berhadapan dengan gerombolan manusia berkarakter iblis tetapi hewan ganas dan buas seperti pelemparan sekarung ular cobra di rumah Wahidin Halim sebelum kedatangan mantan Gubernur DKI itu.
“Anies harus tetap waspada, karena kini ia berhadapan tidak hanya dengan gerombolan manusia berkarakter iblis, tapi juga menghadapi hewan buas dan ganas,” kata Eks Presidum GMNI Yusuf Blegur kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (28/1/2023).
Tak sekedar pembunuhan karakter, gelombang intimidasi, ancaman dan teror terus menggelayuti, kata Yusuf, figur Anies yang semakin hari tak terbendung sebagai capres potensial dan didukung rakyat.
Upaya menjegal Anies dilakukan dengan pelbagai cara mulai dari framing politik identitas, menyematkan Anies sebagai figur intoleran, radikalis dan fundamentalis. Anies juga kerap diserang upaya memanipulasi dan mengaburkan fakta prestasi dan penghargaannya yang selama ini diakui secara nasional maupun internasional.
“Keberhasilan Anies yang tak terbantahkan dari rekam jejaknya terus ditutup-tutupi, seiring itu rekayasa kegagalan dan kesalahan Anies terus dibangun secara terstruktur, sistematik dan masif,” paparnya.
Menurut Yusuf, untuk menjatuhkan mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu, tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap kinerja Anies sebagai gubernur Jakarta, terus didown greed dengan menegasikan, merusak dan menghilangkan kebijakan serta program-program populis yang dirasakan begitu besar manfaatnya oleh warga Jakarta.
“Terkesan kota metropolitan itu jadi kacau dan berantakan usai tak lagi dibawah kepemimpinan Anies. Pesona dan kebesaran mantan gubernur ibukota negara yang tak diinginkan oleh oligarki, semakin memicu manuver dan konspirasi jahat menyingkirkan Anies dari kontestasi pilpres 2024. Tak sedikit para buzzer, politisi busuk dan penjilat kekuasaan yang menjadi ternak-ternak oligarki, memburu, membidik dan menjatuhkan Anies. Sial bagi para penjahat dan penghianat bangsa tersebut, Anies bergeming dan tetap menunjukkan kualitas karakter dan integritasnya sebagai pemimpin masa depan Indonesia. Semakin Anies dijatuhkan oleh persekongkolan bejad kekuasaan, semakin Anies terangkat oleh kekuatan rakyat,” paparnya.
Anies hadir dan terus menghidupi impian, harapan dan cita-cita rakyat Indonesia yang telah lama merindukan negara kesejahteraan. Tekad kuat Anies mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terus bertumbuh sejalan dengan tuntutan perubahan yang dibutuhkan rakyat, negara dan bangsa Indonesia. Tuhan seakan memberikan jawaban terhadap keterpurukan Pancasila, UUD 1945 dan realitas ironi kekinian NKRI, dengan keilmuan dan ahlak pada figur Anies yang terbukti dan nyata mendatangkan kemaslahatan pada warga Jakarta khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.
“Ketika konstitusi dikebiri dan demokrasi dibungkam, Anies tetap firm menjalankan mekanisme dan proses kedaulatan rakyat yang sehat, terhormat dan bermartabat. Betapapun kerusakan sistemik yang linear dengan dekadensi moral dan mental para aparatur penyelenggara negara, Anies terus membawa prinsip-prinsip kebenaran kejujuran dan keadilan dalam mengelola pemerintahan yang akan membawa rakyat pada kehidupan yang lebih baik,” paparnya.
Torehan prestasi dan penghargaan yang sejatinya membungkus nilai- nilai pengabdian pada jiwa seorang pemimpin, menuntun Anies untuk bekerja keras dan bekerja cerdas menghantarkan rakyat Indonesia pada derajat dan kualitas kehidupan negara bangsa sebagaimana amanat para pendiri bangsa yang sesuai dengan cita- cita proklamasi kemerdekaan. Korupsi, kejahatan kemanusiaan dan pelbagai distorsi penyelenggaraaan negara yang menyebabkan kemunduran peradaban bangsa Indonesia, hanya bisa direduksi dengan sikap patriotisme dan nasionalisme.
Hanya dengan integritas dan karakter yang kuat pada seorang pemimpin, Indonesia bisa terhindar kembali pada zaman kolonialisme dan imperialisme, baik yang dilakukan oleh bangsa asing dan aseng maupun oleh bangsanya sendiri. Meskipun sangat berat memperbaiki dan memulihkan NKRI yang mengidap krisis multidimensi, faktor sistem dan orang menjadi sangat esensial dan substansial dalam usaha menyelamatkan bangsa. Namun demikian faktor kepemimpinan menjadi sangat krusial dan urghens. Berdasarkan historis dan empiris, faktor pemimpin sering menjadi representasi sistem. Baik buruknya pemimpin menjadi baik buruknya sistem. Pemimpin yang baik akan melahirkan satu sistem yang mampu mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya di dalam negara kesejahteraan. Begitupun dengan kehadiran pemimpin yang jahat hanya akan menghadirkan negara kekuasaan, yang menempatkan perilaku rezim pemerintahan sebagai hukum dan melahirkan pemimpin dzalim yang tiran, yang menindas rakyatnya.
“Anies yang telah menjadi antitesis dari kepemimpinan dan berlakunya sistem mudharat pada rezim kekuasaan yang berlangsung sekarang. Anies akan menghadapi kekuatan yang dengan segala cara akan menghentikannya mengikuti kontestasi capres dalam pilpres 2024. Menjejaki langkah menuju kursi presiden, Anies diibaratkan sedang menyusuri zona penuh ranjau mematikan. Tak hanya sebatas siasat kriminalisasi, Anies juga dibayangi teror yang bisa jadi mengancam keselamatan jiwanya. Menyadari situasi dan kondisi yang demikian, maka terasa penting dan mutlak bagi seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan tindakan preventif dan mitigasi terhadap bahaya upaya penghancuran negara serta melindungi Anies sebagai figur pemimpin prospektif yang ikut menentukan nasib republik ini. Selayaknya semua elemen bangsa peduli menjaga Anies menyelamatkan masa depan NKRI,” pungkas Yusuf.