Tak Umumkan Capres, SIAGA 98: Partai Koalisi Pemerintah Harus Contoh PDIP

Partai koalisi pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin harus mencontoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tidak mengumumkan calon presiden (capres).

“Etika Politik Megawati ini patut di contoh partai koalisi pendukung Presiden-Wakil Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini,” kata Koordinator SIAGA 98 Hasanuddin kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (11/1/2023).

Kata Hasanuddin, partai politik melalui DPR dan Pemerintah telah menyetujui jadwal dan tahapan Pemilu 2024, dan seharusnya mengikuti prosedur yang sudah disepakatinya.

“Dalam hal Partai Politik telah memutuskan capres-Cawapresnya sebelum tahapan yang disepakati itu adalah soal keputusan internal partai politik bersangkutan, dan tak ada relevansinya dengan publik dan pemilih karena capres-cawapres tersebut belum resmi dan masih dapat berubah-ubah,” ungkapnya.

Megawati tak mengumumkan capres, kata Hasanuddin, demi menjaga stabilitas politik menjelang Pemilu 2024. Mengumumkan capres serta koalisi partai sebelum waktunya berpotensi menimbulkan kegaduhan

“Mengumumkan capres kontra pruduktif bagi kerja-kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin bagi pemulihan ekonomi pasca bencana Covid 19 dan krisis perekonomian global dan pangan akibat situasi politik internasional yang serba tidak menentu pasca perang Rusia-Ukraina,” Hasanuddin.

Selain itu, Hasanuddin mengatakan, PDIP tak mengundang partai di HUT ke-50 menunjukkan mempunyai kepercayaan diri tinggi menjelang Pemilu 2024, juga menyiratkan sindiran kepada Partai Politik lain, khususnya partai politik koalisi pemerintahan yang seringkali tidak konsisten mendukung Pemerintah (Jokowi-Ma’ruf Amin).

“Optimis PDIP akan mengumkan Capres-Cawapres serta Partai Koalisinya sesuai tahapan Pemilu (September 2023) demi menghormati prosedur tahapan dan jadwal pemilu dan Kader Partainya Ir. Joko Widodo yang saat ini menjadi Presiden RI,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News