Popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan yang makin naik membuat istana makin khawatir dan frustasi. Pihak Istana khawatir ketika Anies Baswedan menjadi presiden mengubah berbagai kebijakan di era Joko Widodo (Jokowi).
“Istana semakin khawatir dan frustasi, karena elektabilitas Anies Baswedan tidak bisa dibendung sekalipun telah dibendung baik lewat serangan buzer maupun kekuatan survei yang terus mencoba memanipulasi angka untuk mengubah persepsi masyarakat agar melupakan Anies Baswedan,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (8/1/2022).
Jagoan Istana di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo, kata Sutoyo elektabilitas dan popularitasnya stagnan bahkan kegiatan yang dilakukan relawan Gubernur Jawa Tengah itu sepi pengunjung.
“Bahkan elektabilitas Anies Baswedan disertai fakta masa yang begitu histeris menyambut mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu terjadi di mana-mana. Sementar Ganjar coba memakai model gaya lama menggelar dangdutan dengan beberapa artis masa menghilang seperti ditelan bumi,” paparnya.
Kata Sutoyo, sekitar sembilan lembaga survei sewaan terus puter angka elektabilitas untuk mendongkrak Ganjar tetapi harus menelan pil pahit ketika harus berhadapan dengan pooling tanpa rekayasa seperti yang dilakukan oleh ILC @YoutubeILC menggelar polling dengan pertanyaan bahwa “Seandainya Pilpres diadakan hari ini, siapa pilihan Anda?”.
Jawaban netizen yang ikut memilih sebanyak 56 ribu voters berpartisipasi. Hasilnya ada 77 persen pemilih Anies Baswedan. Kemudian ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang disusul Prabowo Subianto masing-masing 14 persen, dan 9 persen.
Sutoyo mengatakan, Ferdinand Hutahaean (pengkritik Anies serinya dengan suara pedas) mencoba membuat polling sendiri seolah ingin menandingi polling ILC di akun Twitter-nya, @FerdinandHutah4. Awalnya, Ferdinand tak percaya hasil polling ILC itu.
“Hasilnya hampir sama. Anies Baswedan tetap unggul dari Ganjar Pranowo bersama Prabowo Subianto. Ada 60.254 warganet yang ikut partisipan yang membuat Anies unggul jauh 63% suara, Ganjar hanya 31% suara dan 6 persen pemilih ke Prabowo Subianto,” jelasnya.
Khawatir dan frustasi istana akan mencoba menunda pemilu, konon siap siap akan mengeluarkan Perpu dengan merekayasa keadaan memaksa atau membuat rekayasa Anies Baswedan digiring ke KPK.
“Rezim Oligarki juga mengalami kepanikan bersamaan dengan situasi yang sedang berubah terjadinya De Jokowisasi sterotype : pembohong, pembual, tukang hutang, otoriter, haus kekuasaan dan akan menabrak semua aturan dan UU atau mengganti semua aturan dan UU yang tidak sejalan dengan nafsu mempertahankan kekuasaan telah tercium oleh masyarakat luas,” pungkasnya.