Joko Widodo (Jokowi) merupaakan presiden yang mempunyai prestasi dengan menciptakan swasembada utang sehingga membebani keuangan negara.
“Jokowi itu Presiden yang paling berhasil menciptakan swasembada utang dan foto,” kata aktivis Molekul Pancasila Nicho Silalahi di akun Twitter-nya @Nicho_Silalahi, Kamis (22/12/2022).
Kata Nicho, kebijakan Jokowi juga menambah penderitaan rakyat dengan menaikkan bahan bakar minyak (BBM). “Keberhasilan spektakuler Jokowi yang menambah penderitaan rakyat dengan menaikkan harga BBM, tarig dasar listrik, gas, pajak dan sebagainya,” paparnya.
Analis Ekonomi Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra mengingatkan tentang menggunungnya utang di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Kini, angkanya tembus Rp7 triliun. Bukan apa-apa, cicilan utang yang diambilkan dari APBN, pastilah super jumbo.
“Jelas republik ini sudah tekor. Untuk bayar bunga utang saja, tingginya minta ampun. Tahun ini saja harus bayar Rp405 triliun,” papar Gede, Jakarta, Jumat (1/4/2022) dikutip dari inilah.
Ketika utang yang dihasilkan rezim Jokowi melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani, kata Gede, rakyat harus menghadapi kenyataan yang menyedihkan. Mereka harus menanggung beban pajak yang luar biasa. “Kini rakyat harus merasakan pajak yang begitu tinggi. Bulan ini, Sri Mulyani mulai naikkan PPN 11 persen. Itu dampaknya kan kepada daya beli. Karena harga-harga naik semua. Nah, rakyat kecil semakin tak mampu membeli kebutuhan pokok,” ungkapnya.
Di sisi lain, dirinya mempertanyakan lemahnya penegakan pajak terhadap kelompok tajir alias crazy rich. Saat ini, penghusaha kelapa sawit dan batu bara, begitu diuntungkan dengan tingginya harga di pasar global. Seharusnya mereka dikenai pajak tinggi.
“Namun kenyataannya kan tidak. Sektor kelapa sawit dan batu bara, banyak potensi pajak yang hilang. Misalnya, relaksasi royalti batu bara yang berpotensi negara kehilangan Rp60 triliun. Di sisi lain, rakyat kecil dikejar-kejar pajaknya dengan menaikkan PPN 11 persen,” ungkapnya.