Politik identitas Islam melalui Syarikat Islam dengan tokohnya HOS Tjokroaminoto telah melahirkan Bangsa Indonesia.
“Politik Identitas Islam tidak saja memerdekakan Bangsa Indonesia. Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia juga dilakukan oleh politik Identitas bahkan TNI juga dibentuk oleh politik identitas cikal bakal TKR adalah Hizbullah,” kata Ketua Pusat Studi Kajian Rumah Pancasila Prihandoyo Kuswanto kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (23/11/2022).
Hizbullah dipimpin seorang ustadz bernama Sudirman yang kemudian menjadi Panglima Besar TNI.
Kata Prihandoyo, Soekarno pun butuh politik identitas Islam dengan meminta Fatwa kepada Hadrussyaikh KH Hasyim Asy’ari.
“Maka lahir resolusi jihad dan pecahlah perang mempertahankan NKRI. Perang bambu runcing melawan meriam dan alat perang yang telah menang di dalam perang dunia ke II. kegigihan arek-arek Bonek mampu membunuh Jenderal Malaby komandan Sekutu yang dibanggakan sebagai komandan perang dunia ke II telah tewas dibunuh Bonek. Sejarah mencatat peran politik identitas Islam,” ungkapnya.
Menurut Prihandoyo, Resolusi jihad adalah politik Identitas umat Islam dalam pemberantasan ketidakadilan. Kebangkitan Umat Islam inilah yang menjadi ciut nyali elit politik maka dengan segala upaya untuk dihadang dengan isu politik identitas.
“Politik identitas Isla sudah banyak memberikan kontribusi bagi Bangsa Indonesia,” paparnya.
Islamophobia dengan jelas digulirkan dengan stigma politik identitas tak lain hanya ingin membonsai kebangkitan Umat Islam.
“NU dan Muhammadyah harus membangun kesadaran untuk mengembalikan tatanan mula NKRI bangsanya dulu dilahirkan baru negaranya dibentuk,” pungkasnya.