Hasil survei litbang Kompas yang menyatakan kepuasan terhadap Jokowi tinggal 15% mungkin ada benarnya. Bahkan jika survey dilakukan lagi akan turun lagi, turun lagi, dan turun lagi sampai mendekati ke titik Nol.
Bagi rakyat yang berakal sehat pasti sadar bahwa kepemimpinan Jokowi, terutama di periode kedua telah membawa malapetaka dan kehancuran bagi negara dan bangsa Indonesia di semua aspek kehidupan.
Maka sangat aneh jika ada Capres berlomba-lomba mendapatkan restu Jokowi. Yang terjadi adalah Jokowi akan membawa malapetaka dan kesialan. Minimal, jika berhubungan dengan Jokowi akan menjadi bertambah buruk dan jahat, walaupun sebelum nya dia adalah orang saleh atau seorang ulama. Ulama baik ketika bergaul dengan Jokowi lalu berubah menjadi *ulamaaussu*. Apalagi jika sebelumnya dia seorang munafik, setelah masuk ke lingkar Jokowi akan berubah jadi kafir.
Parpol-parpol yang seolah ngemis-ngemis restu Jokowi, sepertinya telah kehilangan akal sehatnya. Demikian juga sangat mengherankan lembaga-lembaga Negara seperti DPR/MPR, KEJAKSAAN, KPK, KPU, MK, MA, KEPOLISIAN, SEBAGIAN ANGGOTA TNI, dll di era Jokowi ini bukan saja telah kehilangan akal sehat, bahkan telah kehilangan hati nurani dan kehilangan rasa keadilan. Jika hati nurani sudah mati, maka yang mengendalikan dirinya adah syahwat bahimiah dan syahwat syaithaniah.
Sekarang telah terbentuk kesadaran di masyarakat : dari yang dulunya masa bodoh, sekarang menjadi peduli, dari yang tadinya sekedar ikut-ikutan, sekarang mulai menggunakan akal sehat, telah berubah dari kedunguan menuju kecerdasan. Oleh karena itu, partai-partai yang hanya bermodal kebencian dan nyinyir terhadap Capres yang berakal sehat, dijamin akan ditinggalkan pendukungnya.
Partai-partai seperti PSI dan PDIP yang selalu nyinyir terhadap kestabilan, keteraturan, dan pemimpin yang jujur, adil dan saleh, ditambah lagi dianggap menjadi bagian dari rezim Jokowi, pada tahun 2024 dijamin akan banyak ditinggalkan pendukungnya, bisa jadi malah akan menjadi partai gurem.
Oleh karena itu Partai-partai seperti Golkar, PAN, P3, PKB, dan Gerindra jika tetap menganggap “tuah” Jokowi itu akan membawa kebaikan, hal itu sangat keliru. Jika mereka saati ini tidak bisa melepaskan diri dari keterikatannya dengan rezim Jokowi, hampir dipastikan para pendukungnya akan eksodus ke partai-partai antitesa dari Jokowi.
Era Jokowi sudah habis, pamornya sudah pudar, kewibawaannya di hadapan rakyat sudah hilang. Hanya para penjahat, koruptor, penjilat, buzzer bayaran, haters kebenaran, dan orang-orang yang dungu yang masih “menyembah-nyembah” Jokowi.
Kalau masih ada lembaga survey yang tetap mengunggulkan PDIP, Prabowo, Ganjar, Erlangga Hartarto, dan Puan Maharani, ya sudah bisa ditebak, mereka adalah lembaga survey pelacur, lembaga survey pendusta. Saat ini rakyat tidak bisa ditipu lagi, tidak bisa dibodohi lagi, dan tidak bisa dibohongi lagi.
Ibarat bagi mereka itu seperti *orang yang mau mencuri di siang bolong di tengah keramaian, bisakah mereka bersembunyi dan tidak ketahuan ?*
Jawabannya : ………. ?
Bandung, 20 R. Akhir 1444
Sholihin MS