Reuni 411, Catatan Mujahid 212

Oleh: Damai Hari Lubis (Aktivis Mujahid 212)
Massa reuni 411 yang berjumlah lebih kurang 50 ribu peserta, dari berbagai propinsi di tanah air, mereka minta hanya 1 tuntutan, yakni agar Jokowi segera mundur sesuai TAP MPR. No. 6 / 2001

Reuni 411 siang ( 4 Nov. 2022 ) tadi selesai sholat ju’mat hingga selesai sholat maghrib berjamaah, yang sore harinya, hujan turun cukup deras sampai dengan kembalinya peserta aksi menjelang Isya.

Adapun muatan narasi peserta aksi terhadap tuntutan yang disampaikan para orator yang mewakili para peserta aksi mencakup :
Selaku presiden RI Jokowi dihimbau agar tahu diri dan segera mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI. Di bulan November ini, jika tidak maka aksi akan jauh lebih besar “untuk minta” Jokowi mundur, tepatnya saat reuni 212 ( 2 Desember 2022 ). Tuntutan disampaikan oleh sebab Jokowi merupakan raja bohong, banyak dusta yang berjumlah puluhan kali, serta Jokowi “menggunakan ijasah palsu ”

Secara subtansial oleh sebab hukum dan moralitas yang buruk, sehingga oleh peserta aksi diminta Jokowi agar tahu diri untuk segera mundur dari jabatan presiden, adalah selain dirinya mendapat tuduhan menggunakan ijasah palsu, selebihnya permintaan ini tentunya logis, jika pandangan publik Jokowi memang dirasa tidak berkemampuan menjalankan tugasnya pada banyak sektor, baik sektor ekonomi yang semakin terpuruk, kebijakan politik pemerintahan kabinetnya yang overlapping, kacau balau hingga seringkali menimbulkan kegaduhan bangsa, salah satunya disampaikan juga secara satire oleh salah seorang orator aksi Ustad Slamet Maarif/ USM, bahwa pola pengambilan kebijakan politik yang dibuat oleh Jokowi saling kontras ” karena terhadap keputusan yang dibuatnya pada pagi hari, dianulir olehnya sendiri pada malam harinya, dan apa yang dinyatakannya bertolak belakang berbeda dengan yang dinyatakan oleh menterinya “, terlebih dibidang penegakan hukum, amat tidak equal atau diskriminatif alias sungsang.

Dari aspek hukum pendapat USM punya nilai kebenaran, karena publik melihat dan merasakan sendiri, bahwa Jokowi tidak sanggup secara transparansi menolak tuduhan publik yang ekstra sensitif, terkait dirinya menggunakan ijasah palsu dari UGM/ Universitas Gajah Mada Sehingga semua jabatan yang pernah diembannya bisa terancam secara hukum disertai sanksi hukum, selain termasuk jabatannya saat ini selaku Presiden RI. Akan menjadi cacat hukum maka batal demi hukum. Yang sebenarnya cukup simpel, Jokowi sisa menunjukkan kebenaran dan keaslian ijasahnya kepada publik, jika Ia memang benar – benar alumni dan lulusan almamater UGM. sesuai prinsip – prinsip good governance yakni diantaranya prinsip tranparansi terkait informasi publik dan prinsip akuntabilitas sebagai kewajiban terhadap kebenaran daripada beban tugas dan pertanggung jawaban dirinya selaku pejabat publik penyelenggara negara

Adapun dari sisi dasar hukum, permintaan dari peserta aksi yang mendesak agar Jokowi mundur adalah mengutip TAP MPR RI. No. 6 Tahun 2001, bahwa presiden yang nyatanya tidak mampu melaksanakan kewajibannya serta melakukan perbuatan yang tak terpuji ( dalam hal ini menggunakan ijasah palsu dan suka berdusta ) maka segera mengundurkan diri, sehingga proses hukumnya tidak perlu berlama- lama melalui jalur politik DPR RI. Lalu kemudian DPR RI harus mengajukan permohonan ke MK. Lalu hasil vonis MK. kembali kepada DPR RI. Baru kemudian DPR RI membawa hasil vonis MK. ke MPR RI. Maka peserta aksi diantaranya menyampaikan, bahwa sejatinya mandataris wakil rakyat adalah DPR RI. Selaku legislatif, bukan MK. sebagai badan yudikatif. Dan pastinya suara rakyat dimandatkan kepada DPR RI. bukan dimandatkan kepada MK.

Lalu, entah kenapa aksi 411 ini, pola pengawalan dari para aparatur kepolisian amat lengang, tidak umum seperti fenomena aksi – aksi sebelumnya, kali ini jumlah personil para aparat berseragam amat sedikit, dan tidak ada personil yang mendekati pusat massa aksi pada titik kumpul orasi di Patung Kuda Monas

Para orator nampak tegas dan lugas membuka semua attitude / perilaku Jokowi yang buruk namun empiris sesuai data dan fakta, termasuk massa aksi menyanyikan lagu Si Raja Bohong, sebagai ilustrasi perilaku Jokowi yang banyak melakukan kebohongan publik

Selebihnya para peserta aksi yang dikomandoi para ulama ini, mengajak melalui doa, agar jokowi secara sadar diri untuk segera mundur dari kursi Presiden NRI. sebelum diadakan reuni 212 agar negara menjadi aman, damai, tentram serta sejahtera

Simak berita dan artikel lainnya di Google News