Presiden Joko Widodo (Jokowi) takut sama rakyatnya selalu karena selalu pergi dari Istana Negara ketika didemo warganya sendiri.
“Seperti biasa, Jokowi menghindar (kabur) dan bukannya menemui mereka. Bagi orang awam, pemimpin seperti Jokowi itu pemimpin tidak tahu malu dan buta tuli,” kata pemerhati politik dan sosial Sholihin MS kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (5/11/2022).
Dulu rakyat mengelu-elukan Jokowi karena rakyat melihat muka Jokowi yang ndeso dan lugu, kesederhanaannya, blusukannya, dan janji-janji manisnya.
“Periode pertama bisa dilewati dengan “aman”, tapi ketika mau masuk ke periode kedua, dengan segala akal bulus harus berjibaku mengutak-atik angka dan merekayasa hasil suara,” ungkapnya.
Sholihin mengatakan, Jokowi mengawali periode keduanya dengan : kebohongan, kecurangan, pemalsuan, penipuan, dan rekayasa. Membangun bangsa dan negara tanpa kompetensi dan karakter terpuji, hanya dengan topangan kepalsuan dari para kroni dan buzzer yang cuma bisa menggonggong, maka akhirnya baru dua tahun berjalan, semua borok Jokowi satu persatu Allah bongkar.
“Sekarang kebobrokan Jokowi sudah bertumpuk, tapi terus berusaha menutupinya,” tegasnya.
Saat ini, kata Sholihin, rakyat sudah sadar. Rakyat sudah melek. Rakyat sudah tidak bisa dibodohi dan dibohongi lagi.
“Siapa rakyat yang masih mendukung Jokowi : para ASN? (Coba tanya masih dukung Jokowi tidak?) Para kepala daerah ? (Berapa jumlahnya ?) Para pendukung fanatik ? (Yang penting bukan Muslim saleh), dan tentunya para buzzer rp. Berapa jumlah mereka semua ? Tidak sampai 10% dari seluruh penduduk Indonesia,” pungkas Sholihin.