People Power atau Revolusi harus bergerak bukan sekedar wacana. Revolusi membutuhkan manusia yang punya nyali dan berani.
Demikian dikatakan Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (1/11/2022).
Kata Sutoyo, kendala menghadapi keadaan saat ini bukan hanya kekuatan rezim yang sangat besar, tetapi justru ada pada dirinya sendiri, kelemahan, emosi dan lemahnya tekad untuk bertindak.
“Satu sama lain saling menunggu – berharap dan perintah melalui teori yang dihafalnya (saat yang bersamaan tidak ada yang ditunggu , diperintah dan diharapkan),” ungkapnya.
Jangan pernah menganggap sukses masa lalu akan terulang di masa depan. Sukses masa lalu adalah hambatan besar, karena saat ini sudah berubah dan berbeda. Tidak bisa mengasumsikan masa lalu akan efektif hari ini.
“Terperangkap dalam kenyamanan, akan melemah bahkan hilang kapasitasnya, semuanya menjadi sinis dan merosot menjadi bar-bar. Semua menghindari bertindak dan berbuat. Mudrick SM Sangidu selalu mengatakan : saat ini saya tidak membutuhkan orang hanya berteori tetapi kami butuh orang yang berani bertindak,” jelas Sutoyo.
Sutoyo sama sekali bukan menafikan perlunya strategi atau teori untuk menghadapi keadaan yang berbeda beda. “Saya tidak pernah membaca tulisan tentang strategi ( teori ) … ketika kita bertempur – kita tidak membaca serta buku apapun (Mao Tse-Tung),” pungkasnya.