Publik menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai kebiasaan berbohong sehingga mempersoalkan keaslian ijazah yang dimiliki mantan Wali Kota Solo itu.
Demikian dikatakan pemerhati politik & sosial Sholihin MS kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (20/10/2022). “Upaya Jokowi melakukan “reunian” dengan teman kuliahnya, sekaligus menepis anggapan adanya ijazah palsu, akan sia-sia jika Jokowi tidak bisa menunjukkan ijazah aslinya,” ungkapnya.
Kata Sholihin, masyarakat tetap mempertanyakan kapan Jokowi wisuda, karena foto yang ditunjukkan baik yang di ijazah maupun foto wisuda yang ditunjukkan, ternyata foto orang lain (Menurut Bambang Tri itu foto Hary Mulyono suami Idayati adik Jokowi).
“Masih ada misteri lain yang perlu diungkap, seperti soal skripsi, transkrip nilai selama 8 semester, dan ujian sidang sarjana harus diungkap ke publik,” jelasnya.
Dalam menghadapi persoalan ijazah, kata Sholihin, Jokowi tidak harus muter-muter memanggil temen-temennya untuk hadir, atau menyuruh Rektor dan Dekan untuk beropini. Ini tidak menyelesaikan masalah.
Kata Sholihin, efek dari kebohongan Jokowi adalah seluruh (aparat) negeri akan terinspirasi menjadi jahat, terutama di tingkat elit di sekitar Jokowi. Kejahatan di era Jokowi seolah-olah dipelihara dan dimanjakan
Hebatnya lagi, para kacung Jokowi yang duduk di DPR/MPR hampir semuanya telah bisa disetir menjadi “pesuruh” Jokowi. Undang-undang yang mengamankan Jokowi pun mudah mereka buat, walaupun itu bertentangan dengan konstitusi, UUD 45 Asli dan logika nalar sehat.
“Demi menyelamatkan penipuan Jokowi tentang dugaan ijazah palsu, DPR nurut saja menghapuskan sanksi bagi pembuat ijazah palsu. Akibatnya, seluruh ijazah palsu di negeri ini tidak ada sanksi apa pun. Luar biasa efek Jokowi (jahat). Gayung pun bersambut. Menaker Ida Fauziyah akhirnya menyatakan bahwa ijazah bukan sesuatu yang utama dan jaminan dapat kerja. Wah-wah-wah, demi membela Jokowi (yang gak bener) aturan seluruh negeri pun berubah,” pungkas Sholihin.