Kondisi Geopolitik dan tak Ada Kepercayaan Publik, Kajian Politik Merah Putih: Jokowi Bisa Jatuh

Kondisi geopolitik di mana China sudah tidak percaya kepada pemerintah Joko Widodo (Jokowi) ditambah kepercayaan publik yang menurun drastis membuat rezim ini bisa jatuh.

“Eskalasi politik terus naik – rakyat keluar demo bukan saja menuntut turunkan harga BBM, terbaca jelas minta turun Jokowi. Arahnya kepercayaan ke pada Jokowi mulai pudar,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (16/10/2022).

Pemerintah China, kata Sutoyo menganggap penguasa di Indonesia tidak bisa melindungi kepentingan negeri Tirai Bambu di bumi Nusantara. “China menganggap Pemerintah Jokowi tidak bisa lagi menjamin keamanan dan kenyamanan Taipan Indonesia. Jokowi bukan lagi seperti yang diharapkan,” jelasnya.

Puncaknya memburuknya hubungan China dan Indonesia masalah terjadinya kasus CPO (minyak goreng) 3 perusahaan China dipidanakan (PT. Musim Mas – PT. Wilmar Nabati dan PT. Permata Hijau Group) membuat geger para Taipan Indonesia (9 Naga) sampai ke telinga Xi Jinping.

“Saat ini China bukan dan tidak lagi melindungi Jokowi tetapi sedang berusaha mencetak boneka baru sebagai pelindung oligarki,” paparnya.

Indonesia salah tafsir terhadap sinyal Xi Jinping, yang dibutuhkan Indonesia adalah infrastruktur – sedang China menjadikan Indonesia sebagai penyangga pangan penduduk Negeri Tirai Bambu.

Kata Sutoyo, hubungan dengan China tetap bersifat komersial. Bahkan dengan dalih investasi oligarki bebas mengambil sumberdaya alam kita. Semua yang terjadi fatal.

“Hubungan politik bersifat satu arah parpol dibina menjadi oligarki China dengan skema pengendalian,” paparnya.

Sutoyo mengatakan, kasus Sambo tak kunjung selesai bahkan konon perang geng di kepolisian terus berlanjut. Masyarakat di kejutkan kasus narkotika justru menimpa banyak oknum-oknum polisi, diduga 303 tidak serta merta menyerah setelah Sambo ditangkap.

“Satgasus Merah Putih menjadi catatan hitam sebagai alat pemenangan Pilpres 2019 dan alat kekuasaan rezim. Saat itu Tito mengirim perwira polisi sekolah ke China hanya untuk cara mengatasi unjuk rasa. Bercak hasil pendidikan praktek menindas demontrasi di Tiananmen adalah solusi, terjadilah pembunuhan di sana-sini,” tegas Sutoyo.

Peristiwa politik tragis telah menjadi catatan sejarah hitam dan akan terus menghantuinya : FPI sebagai ormas terlarang, pembunuhan 5 laskar PFI ( KM.50 ).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News