Puan Maharani memang dikesankan berjarak dengan masyarakat. Dia secara fisik memang bersama masyarakat tapi tidak bisa menyatu.
“Bahasa tubuh Puan Maharani menunjukkan hal itu. Dengan raut wajah tanpa senyum mengesankan ketidakramahannya,” kata Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (29/9/2022).
Kata Jamiluddin, Puan sulit menyatu dengan masyarakat terlihat ketika putri Megawati itu bersama petani menanam padi di sawah. Meskipun mengenakan topi dan pakaian seperti petani, tetap saja Puan tidak mengesankan menyatu dengan petani.
“Hal itu kiranya aneh mengingat Puan salah satu petinggi PDIP yang mengklaim partai wong cilik. Bahasa tubuhnya sangat jauh dari klaim partai wong cilik,” paparnya
Jadi, problem utama Puan adalah ketidaksinkronan antara bahasa verbalnya dengan bahasa tubuhnya. Hal itu kiranya membuat Puan sulit diterima masyarakat.
“Jadi, meskipun popularitas Puan relatif tinggi namun elektabilitasnya tetap jeblok. Kiranya ketidaksinkronan itu menjadi salah satu penyebabnya,” pungkasnya.