PPM 95djakarta: Menyuarakan Keadilan untuk Maluku Berujung Kriminalisasi

Berbagai aktivis maupun mahasiswa yang menyuarakan keadilan untuk Maluku Berujung pada kriminalisasi dan dituding tindakan makar.

“Menyuarakan keadilan untuk Maluku bisa saja berujung pada kriminalisasi,” kata Koordinator Paparisa Perjuangan Maluku (PPM95djakarta) Adhy Fadhly kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (27/8/2022).

Kata Adhy, ada yang salah di antara warga Maluku terkait kondisi di Bumi Seribu Pulau kaya rempah. Mereka ini hanya mendapat kesenangan sesaat dari pemimpin yang tidak memikirkan masa depan Maluku.

“Persepsi yang salah terkadang muncul akibat dari distorsi peradaban akibat dari terbuainya para pemimpin kita dengan kekuasaan serta kesenangan-kesenangan yang didapat walaupun itu terkadang harus mengorbankan sesama anak bangsa maluku dengan dalil-dalil perjuangan,” ungkapnya.

Realitas Maluku adalah bangsa yang beradab dan bermartabat yang di dalamnya bukan hanya satu kelompok atau komunitas. Maluku ada dengan berbagai tragedi dan problem masa lalu hingga problem masa kini.

“Saatnya kita tarik satu garis lurus bahwa Maluku merupakan satu kesatuan yang utuh perlu dijaga dan diperjuangkan hak-haknya secara bersama. Maluku berhak atas sebuah perlakuan yang adil. Kondisi Maluku memerlukan satu  formula jitu yaitu realistis dalam berpikir, taktis dalam melangkah,” tegasnya.

Adhy mengatakan, perjuangan Maluku selama ini penuh dengan fenomena egosentris, sehingga terkadang kesulitan dalam menilai karakteristik bangsa Maluku sendiri bahkan dengan mudah menjadi pion untuk mengorbankan sesama anak bangsa. Fenomena ini sering kali melahirkan ketidakkomitmen, inkonsistensi hilangnya empati. Inilah yang terus dimainkan sehingga perjuangan rakyat Maluku akan berjalan pincang.

“Ada sebuah kesimpulan bahwa yang terjadi pada kita hari ini akibat dari distorsi peradaban yang pada akhirnya melahirkan pola egosentris yang berlebihan dengan munculnya  orang orang yang hipersensitif terhadap evaluasi berupa kritikan-kritikan orang lain walaupun itu bersifat konstruktif,” tegas Adhy.

Maluku adalah bangsa yang beradab dan bermartabat sehingga setiap langkah yang diambil tentunya tidak bertentangan atau bersinggungan dengan fakta sejarah. Langkah perjuangan rakyat Maluku harus tetap beradab dengan menghargai satu dengan yang lain.

“Pada akhirnya beta ingin sampaikan untuk semua saudara saudaraku di manapun berada. Realitas Maluku hari ini akibat dari sekumpulan masalah baik masa lalu maupun masa kini yang belum terselesaikan,” pungkas Adhy.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News