Politikus PDIP Tegaskan Ada Pemuda Keturunan Arab Bernama Ahmad DN Aidit Berjasa dalam Kemerdekaan RI

Ada pemuda keturunan Arab bernama Ahmad (DN) Aidit berjasa dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia. DN Aidit merupakan salah satu pemuda yang ikut mendesak Bung Karno untuk memproklamirkan Bangsa Indonesia.

“Kenapa dia gak angkat fakta bahwa ada pemuda turunan Arab ikut menculik Bung Karno & Bung Hatta u/ mendesak proklamasi? Nama Pemuda turunan Arab itu..Ahmad (DN) Aidit,” kata politikus PDIP Budiman Sudjatmiko di akun Twitter-nya beberapa waktu lalu.

Budiman mengatakan seperti itu menanggapi akun Twitter @ekowboy2: Inisiator bendera merah putih
Habib Idrus Salim Al‐Jufri, Pemilik rumah proklamasi Syaikh Faradj Martak, Pencipta lagu “17 agustus”
Habib Husein Al‐Muthahar, Perancang lambang Garuda Habib Hamid Al‐Gadri, Diplomat kemerdekaan
AR Baswedan, Buat yg benci arab IQRO!

Orang pertama yang mengusulkan Ir Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia pertama adalah Dipa Nusantara (DN) Aidit. Fakta ini terungkap dalam buku Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.

Buku karangan Sidik Kertapati, tokoh pemuda yang terlibat dalam persiapan proklamasi kemerdekaan, dan perlawanan bawah tanah pada masa pendudukan Jepang, itu merupakan dokumen yang sangat penting mengenai gerakan bawah tanah.

“Pada umumnya, uraian Sidik mengenai gerakan bawah tanah itu adalah paling lengkap dan memuaskan di antara buku-buku yang berbahasa Indonesia,” kata Ben Andeson, seperti dikutip dalam bukunya Revoloesi Pemoeda, halaman 70.

Dilanjutkan Sidik, saat mengetahui Jepang kalah, DN Aidit dengan sejumlah pemuda revolusioner menggalang kesatuan aksi pada grup-grup revolusioner yang berada di kawasan Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, dan daerah lainnya.

Pada 15 Agustus 1945 sore, Aidit menemui kawan-kawannya di asrama Badan Perwakilan Pelajar Indonesia (Baperpi) di Cikini 71, dan menghubungi Wikana agar mengikuti rapat rahasia, di kebun jarak Institut Bakteriologi Pagangsaan.

Pertemuan rahasia dan tertutup itu dilangsungkan pukul 19.00 Wib, dihadiri oleh perwakilan pemuda dari berbagai grup dan golongan. Hadir dalam pertemuan itu Chairul Saleh, Wikana, Aidit, Djohar Nur, Pardjono, dan lainnya.

Dalam pertemuan inilah, ide proklamasi kemerdekaan Indonesia diputuskan. Putusan itu kemudian disampaikan kepada Bung Karno dan Bung Hatta, dan meminta agar keduanya memutuskan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang.

“Dalam pertemuan itu, Aidit mengajukan usul yang berpandangan jauh, yaitu agar Bung Karno ditetapkan sebagai Presiden Indonesia yang pertama,” kata Sidik, seperti dikutip dalam buku Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, halaman 77.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News