Para petinggi negara yang berjoged di Istana Merdeka setelah upacara HUT Kemerdekaan seperti anak asuhan oligarki yang sudah jinak. Saat mereka berjoged di istana banyak anak bangsa yang belum merdeka dari kemiskinan.
“Berjoged ria persis seperti anak asuhan oligarki yang sudah jinak, semua masuk dalam hedonis,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (19/8/2022).
Kata Sutoyo, bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa para pahlawannya. Para pahlawan yang sudah terbujur di makam-makam pahlawan, bukan saja mereka lupakan tetapi sudah mereka nistakan dengan berjoget ria.
“Berjuang tidak harus dengan nyawa, setidaknya cipta, rasa dan karsa tetap ada dalam diri pemimpin bangsa ini, tidak terlihat makin kering dan hamba,” ungkapnya.
Seluruh rakyat Indonesia termasuk para pejabat negara memiliki tugas dan tanggung jawab meneruskan perjuangan pahlawan untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan bangsa. “Seperti tidak sadar negara sedang kembali dijajah oleh para oligarki, berubah menjadi negara liberal dan kapitalis oleh penjajah bentuk baru saat ini,” jelasnya.
Menurut Sutoyo, ada upaya menghilangkan nilai sakral setelah upacara HUT Kemerdekaan di Istana Merdeka dengan berjoged di antara para pejabat negara dan tamu undangan.
“Memaknai dan merasakan makna kemerdekaan telah hilang dari para petinggi negara. Pemandangan menakjubkan muncul paska upacara yang sangat sakral di istana negara yang seharusnya penuh penghayatan untuk mengenang para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan dengan berjoged ria,” ungkap Sutoyo.