Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) seperti sekolahan, pondok pesantren, poliklinik atau rumah sakit kehilangan nilai amalnya jika tidak dikelola oleh kader persyarikatan.
“Jangan sampai nanti Muhammadiyah memiliki amal usaha tetapi karena tidak diisi oleh orang Muhammadiyah atau kader Muhammadiyah, maka amalnya menjadi hilang,” kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bogor Madropi, Ahad (24/7/2022).
Agar AUM diisi kader persyarikatan, kata Madropi, kalangan Pemuda Muhammadiyah sebagai generasi penerus ormas Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Para pemuda Muhammadiyah yang sekarang ini menyiapkan juga untuk menjadi berada di berbagai amal usaha Muhammadiyah untuk memperjuangkan Muhammadiyah di masa yang akan datang,” jelasnya.
Madropi juga berharap para pemuda Muhammadiyah menjadi pemimpin Bangsa Indonesia. “Kami berharap para pemuda inilah kelak yang sekarang pemuda, lima tahun atau ke depan mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang akan datang,” papar Madropi.
Sementara itu Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto (Cak Nanto) mengatakan, Muhammadiyah mendirikan amal usaha bukan untuk menjadikan orang menjadi Muhammadiyah.
“Muhammadiyah membangun universitas di NTT 90% tak Islam tetapi Kristen, Katolik. Bagi Muhammadiyah yang harus dilakukan membangun negara di dalam mengenyam pendidikan,” jelasnya.
Cak Nanto mempersilahkan kader Pemuda Muhammadiyah yang ingin masuk partai politik. “Kalau ada kader pemuda Muhammadiyah yang masuk partai politik jangan partai yang mengideologikan Muhammadiyah, tapi Muhammadiyah yang mengideologikan partai politik,” pungkas Cak Nanto.