Hasil Pertemuan FMM G20 di Bali Patut Diapresiasi

Suaranasional.com, Jakarta- Dampak Global perang Rusia vs Ukrain sangat signifikan. Bukan hanya bagi kedua negara yang menderita, tapi belahan dunia lain, utamanya negara-negara eropa barat seperti Jerman, Swedia, Polandia, Belanda, dll pun berpotensi menderita dan kawasan lainnya juga akan terimbas, oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk menciptakan jalan perdamaian guna mengantisipasi dampak perang Rusia Vs Ukraine agar tidak semakin meluas dan merusak tatanan kehidupan masyarakat International, yang salah satunya melalui sebuah pertemuan para menteri luar negeri G20 yang di gelar di Bali, yang berakhir pada Jumat, 8 Juli 2022 di Bali, demikian disampaikan Bob Randilawe, Waketum Ideologi Gerakan Bhinneka Nasionalis/GBN kepada suaranasional.com, Senin, 11 Juli 2022 kemarin malam di Jakarta.

“Akibat yang mulai terasa hari ini adalah meningkatnya harga energi dan pangan dunia. Saat ini lebih dari 250 juta penduduk bumi mengalami krisis pangan dan jika tidak diatasi akan semakin meningkat. Krisis di Sri Lanka adalah contoh yang bisa kita lihat sebagai dampak dari meningkatnya harga energi dan pangan tersebut, nah inilah agenda penting yang dibahas para menteri luar negeri G20 tersebut, yang intinya agar perang Rusia Vs Ukraina segera dihentikan,” ungkap Bob Randilawe.

Jika perang ini tidak segera berhenti lanjut Bob, maka akan semakin mengerikan dampaknya bagi dunia ketiga termasuk Indonesia karena ini artinya resesi pasti akan melanda dunia. Itu artinya akan semakin banyak orang kehilangan pekerjaan dan tidak mampu membeli pangan. Bukankah ini prolog menuju krisis global? karena itulah, harus ada langkah strategis yang agar tidak terjadi krisis global, yang tentunya melihat kondisi ini, Bangsa Indonesia tidak boleh tinggal diam, bahkan sesuai dengan Pembukaan UUD45 yang mengamanatkan agar bangsa Indonesia harus berperan secara aktif dan bebas dalam percaturan dunia, tentusaja termasuk peran aktif dan bebas dalam mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang sejatinya dipicu oleh sinyalemen adanya indikasi “aksi-aksi- provokasi” NATO terhadap Rusia tersebut, dugaan NATO sebagai salah satu faktor pemicu, setidak nya menurut versi Putin, sudah saatnya juga harus menahan diri dan membuktikan bahwa tuduhan Putin adalah tidak benar, begitu pula sebaliknya, pihak Putin pun harus menahan diri.

“Jika para pihak tersebut mampu menahan diri, maka jalan perdamaian pun akan berlangsung mulus tanpa kerikil tajam, sehingga dunia pun dapat terselamatkan dari kehancuran, karena itu, Mari kita doakan dan sukseskan semoga pertemuan pimpinan dunia yang tergabung dalam G20 di Bali bulan November 2022 mendatang akan memperlancar jalan menuju perdamaian sejati. Bukan perdamaian semu, dan kami tentunya mengapresiasi penyelenggaraan FMM (pertemuan para Menlu G20) telah membahas dua isu utama. Isu itu berkaitan dengan penguatan multilateralisme serta penanganan ketahanan pangan dan energy, serta sebagai wahana untuk meretas jalan perdamaian sejati dunia,” pungkas Bob Randilawe .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News