Gerakan Islamophobia semakin terstruktur, sistematis, dan masif di era Orde Oligarki Neo Komunisme. Isu radikalisme, antitoleran bagian dari propaganda Islamophobia.
“Di jaman orde Oligarki Neo Komunisme, propaganda Islamofobia saat ini semakin terstruktur, sistematis, dan massif,” kata Pakar Pertahanan Keamanan dari Lembaga pemikir FKP2B Mayjen (Purn) Deddy S Budiman kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (6/7/2022)
Gerakan Islamophobia menggunakan Isu-isu intoleran, radikal, ekstrim sampai dengan teroris sebagai alat propaganda.
“Maksud dan tujuan Islamophobia sejak jaman Belanda, jaman PKI, dan jaman orde Oligarki Neo Komunisme adalah sama, yaitu untuk adu domba bangsa Indonesia, adu domba antar umat beragama, internal Umat Islam dengan tujuan membubarkan keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Kata Deddy, Islamophobia adalah suatu bentuk ancaman nirmiliter yang berimplikasi kepada keutuhan dan kedaulatan NKRI, keselamatan bangsa dan tanah air. Tugas pokok TNI bersama rakyat adalah menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Deddy mengingatkan bahwa PKI sangat membenci umat Islam, dan juga tidak ikut berjuang mendirikan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI yang ditetapkan tgl 18 Agustus 1945. Fakta menunjukkan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 dan G30S PKI tahun 1965, dll.
Diduga, PKI hidup kembali bersama Oligarki Neo Komunisme dengan indikasi kegiatan mirip menjelang pemberontakan G30S PKI tahun 1965, seperti memiskinkan rakyat, hobinya berbohong, memutar balikan sejarah, memfitnah, melakukan teror terhadap umat Islam, mengadu domba antar umat beragama, dan termasuk menyebarkan isu Islamophobia.
“Penyebar isu Islamophobia patut diduga, sudah terpapar PKI dan Oligarki Neo Komunisme. Jadi sudah pantas PKI dan Oligarki Neo Komunisme menjadi musuh bersama bangsa Indonesia,” jelasnya.