Gerombolan Denny Siregar tidak berkomentar ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang rasis terhadap Papua.
“Saya amati gerombolan Denny Siregar membisu ketika Megawati membuat pernyataan rasis terhadap Papua,” kata pengamat seniman politik Mustari atau biasa dipanggil Si Bangsat Kalem (SBK) kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (24/6/2022).
Menurut SBK, pernyataan Megawati sangat berbahaya dan mendapat sorotan dari luar negeri. “Indonesia terpuruk di bawah kekuasaan PDIP yang masih rasis,” ungkapnya.
Kata SBK, melaporkan Megawati ke polisi hanya percuma karena tidak akan diproses secara hukum. “Sudah menjadi rahasia umum lagi, petinggi sampai pendukung rezim ini kebal hukum,” jelas SBK.
SBK mengatakan, publik bisa menilai kerjaan gerombolan Denny Siregar sengaja dipelihara penguasa. “Walaupun penguasa salah tetap dibela,” paparnya.
Sebelumnya, Megawati menyebut warga Papua hitam-hitam dan saat ini sudah menjadi Indonesia karena campuran dengan warga pendatang.
“Maaf ya, sekarang dari Papua ya, Papua itu kan hitam-hitam ya, tapi maksud saya begini. Waktu permulaan saya ke Papua, saya mikir kok aku dewean yo. Makanya waktu kemarin saya bergurau dengan Pak Wempi, kalau dengan Pak Wempi dekat, nah itu dia ada, kopi susu. Tapi sudah banyak loh sekarang yang mulai blending. Jadi Indonesia banget. Betul. Rambutnya keriting, karena kan Papua itu pesisirannya itu kan banyak pendatang. Sudah berbaur. Nah maunya saya begitulah,” kata Megawati saat memberikan pidato Rakernas PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).