Pro Wong Cilik, Moeldoko Gelontorkan Rp10 M dan Berbagai Bantuan Sejahterakan Petani Indonesia

Sektor pertanian menjadi salah satu tiang penyangga perekonomian nasional. Terutama di tengah Krisis ekonomi akibat pandemi.

Pada triwulan pertama 2021, sektor ini mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 2,95%. Hasil yang menggembirakan, karena 30% dari tenaga kerja Indonesia bekerja pada sektor tersebut.

Sektor pertanian terbilang kokoh dari guncangan pandemi. Bahkan bisa dibilang jadi solusi atas musim paceklik itu. Masyarakat yang tadinya menggantungkan hidupnya pada sektor non-pertanian, beralih memasuki lapangan pekerjaan yang berkenaan dengan agraria itu.

Fenomena ini disoroti oleh Kepala Staf Kerpresidenan Moeldoko. Menurutnya, sudah saatnya para petani lebih disejahterakan.

Lewat sejumlah program keagrariaan, Moeldoko sampaikan dukungannya terhadap kemajuan pertanian Indonesia. Seperti yang ada di Kampung Reforma Agraria di Desa Klampok, Buleleng, Bali.

Desa ini menjadi salah satu sasaran Program Reforma Agraria dari 137 sasaran di Indonesia dalam penyerahan integrasi 21 program pemberdayaan lintas kementerian.

Masyarakat Sumberklampok menerima bantuan pemberdayaan dengan total nilai mencapai Rp 10 miliar lebih. Ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Pusat dalam mengembangkan dan meningkatkan sektor pertanian, UMKM, kelautan, pendidikan hingga Bumdes.

Moeldoko berharap, berharap besar masyarakat Sumberklampok tidak main-main dalam melaksanakan berbagai kegiatan Kampung Reforma Agraria.

“Bantuannya berupa 100 ekor sapi Bali. Harapannya, semoga bantuan yang disalurkan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Sumberklampok,” ucap KSP Moeldoko di Gedung Serbaguna Kantor Perbekel Sumberklampok, belum lama ini.

Dengan dicanangkannya Desa Sumberklampok menjadi Kampung Reforma Agraria, KSP Moeldoko minta seluruh lapisan masyarakat untuk memanfaatkan bantuan lintas kementerian ini dengan baik.

Di sisi lain, Moeldoko juga mengapresiasi program Jagoan Tani. Merupakan ajang menumbuhkan semangat kewirausahaan bidang agribisnis untuk anak muda di Banyuwangi.

Dalam perhelatan itu, ia sempat berdialog bersama para petani. Juga bertemu dengan para Jagoan Tani di Hutan de Djawatan Banyuwangi.

“Saya sangat menaruh hormat dan mengapresiasi Banyuwangi yang menyelenggarakan Jagoan Tani yang diperuntukkan bagi anak-anak muda. Indonesia membutuhkan kalian,” ujarnya.

Program ini diikuti sebanyak 1.015 anak muda dari 203 tim. Memperebutkan total hadiah modal Rp125 juta. Berbagai usaha rintisan diajukan dan didiskusikan. Mulai pertanian pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kehutanan.

Setidaknya 152 tim yang lolos administrasi. Kemudian maju ke tahap lanjutan hingga terseleksi menjadi 30 startup yang lolos ke babak final.

“Saya senang atas tingginya minat anak muda terhadap bisnis pertanian,” ujarnya.

Lelaki yang juga Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) tersebut mengatakan, ada beberapa hal yang membuat anak-anak muda harus semangat membangun pertanian Indonesia. Yakni meningkatkan daya saing dengan negara-negara lainnya.

Kedua, pertanian mampu membuka lapangan kerja yang luar biasa. Bidang ini sangat potensial untuk membuka lapangan kerja baru. “Baik dari sisi on farm maupun off farm. Banyak yang bisa dijadikan peluang menjanjikan di sektor pertanian,” kata Moeldoko.

Ia juga menilai, Jagoan tani sudah melingkupi on dan off farm. Sehingga harus dipertahankan dan lebih dikembangkan.

“Sejak saya pensiun dari Panglima TNI saya langsung terjun ke pertanian. Karena di situlah hidup saya. Saya anak petani, dan ingin membangun pertanian di Indonesia. Mari semangat, jangan mudah menyerah dengan kondisi. Ciptakan hal-hal baru di dunia pertanian,” ujar Moeldoko.

Pada kesempatan lainnya, Moeldoko juga peringati Hari Krida Pertanian bersama ratusan petani muda dan milenial di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Ia menegaskan saat ini momentum tepat bagi para petani muda dan millenial untuk melakukan inovasi di sektor pertanian.

Menurutnya, penerapan modernisasi dunia pertanian, yaitu adaptif terhadap kemajuan teknologi harus lebih dioptimalkan untuk meningkatkan produksi.

“Kita sekarang menghadapi krisis pangan sehingga peningkatan produksi sektor pertanian komoditas pangan harus dikuatkan. Di sinilah, kalian petani muda dan milenial harus berperan,” tegas Moeldoko.

Ia menyebut, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja. “Hal ini harus diimbangi dengan lompatan besar untuk menjadikan pertanian sebagai pekerjaan yang menjanjikan,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News