Proyek bukit Algoritma yang diprakarsai politikus PDIP Budiman Sudjatmiko tidak ada proses pembangunan sejak dilakukan groundbreaking Rabu, 9 Juni 2021 di wilayah Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
“Belum ada. Semenjak acara groundbreaking dulu belum ada tindak lanjut lagi,” kata Kepala Desa Pangakalan Usep Saepulrohman, Senen (6/6/2022) dikutip dari sukabumiupdate.
Usep juga menyebut belum ada tim Bukit Algoritma yang datang keapdanya untuk membahas pembangunan. Hal serupa disampaikan Kepala Desa Tamansari, Muchtar. “Belum ada,” katanya menjelaskan rencana pembangunan Bukit Algoritma.
Berdasarkan rencana Bukit Algoritma akan dibangun di lahan seluas 888 hektare, yang mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Tamansari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak adalah Desa Neglasari. Proyek ini terbagi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun tahap pertama, tiga tahun tahap kedua, dan empat tahun tahap ketiga.
Saat groundbreaking, Budiman menginformasikan perkembangan investasi yang masuk ke Bukit Algoritma. Ia menyebut ada investor baru dari beberapa negara Asia yang menanamkan modalnya untuk pengembangan riset sensor pencari ikan bagi nelayan di Indonesia. “Untuk bidang ini nilainya Rp 1,7 triliun,” kata Budiman usai peletakan batu pertama.
Angka tersebut menambah nilai investasi yang sebelumnya telah lebih dulu masuk ke proyek Bukit Algoritma, yakni Rp 18 triliun dari Kanada untuk pembangunan klaster fase pertama yang digarap PT Amarta Karya berupa pembangunan infrastruktur dan investasi ekosistem energi terbarukan yang berasal dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun–yang kata Budiman pengerjaan investasi energi terbarukan ini dilakukan di luar Sukabumi.