Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di sirkuit Formula E, Ancol, Jakarta Utara. Jokowi disambut oleh Gubernur DKI Anies Baswedan hingga Ketua Pelaksana Jakarta E-Prix Ahmad Sahroni. Tempat khusus yang diberikan untuk presiden Jokowi berada di Royal Hospitality atau di sisi selatan sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC).
Kehadiran presiden menjadi istimewa setelah diwarnai proses polemik politik yang panjang dari para pendukungnya. Yang tergambar hanya karena kebencian, dendam dan kedangkalan pandangan politik oportunis. Kemudian terpatahkan dengan kehadiran Jokowi di ajang sirkuit Formula E.
Presiden harus belajar berdiri tegak di atas kepentingan bangsa dan negara. Sukses ajang sirkuit ini bukan hanya pertaruhan DKI tetapi menjadi pertaruhan Bangsa Indonesia.
Betapa berat gubernur DKI menerima gempuran tantangan, hambatan dan kendala yang harus dihadapi menjelang persiapan pelaksanaan sirkuit tersebut
Berbagai persoalan teknis yang merambat pada kepentingan politis turut mewarnai rencana ajang internasional balap mobil elektrik tersebut. Kesuksesan penyelenggaraan ajang balap Formula E atau bernama resmi ABB FIA Formula E World Championship.
Ternyata dari kancah sirkuit Formula E, tergambar Fragmentasi politik Jokowi. Profesor politik Freed Greensteinndari Princeton University mengungkapkan ada enam kualitas yang harus dimiliki presiden. Enam kualitas tersebut adalah komunikasi publik, kapasitas organisasi, kemampuan politik, visi, gaya kognitif, dan kecerdasan emosional.
Fleksibilitas dalam menghadapi kondisi perkembangan politik, strategi-strategi yang peka situasi dan intuitif, dan langkah-langkah pilihan yang kadang sangat sulit untuk diambil. Apalagi pertimbangan nya hanya dari para politisi oportunis atau penjilat.
Gangguan bermotif politik kebencian asal menjegal Anies sangat fulgar dan kasar. Anies yang memiliki enam kemampuan diatas dengan karakter yang tenang bisa lolos dari hadangan politik gaya barbar asal nabrak.
Dari sirkuit n Formula E, ada keuntungan politik natural bagi Anies Baswedan tidak bisa dibantah, dan memposisikan Jokowi pada posisi politik gambling.
Setuju dengan Prof. Rizal Ramli bahwa Perubahan itu tidak terelakkan, Change Is Inevitable, kondisi objektifnya.sudah matang, maka perubahan akan terjadi. Perubahan politik yang bergerak sangat cepat akan menyulitkan presiden ambil pilihan atau tidak lagi mampu mengambil pilihan sama sekali.
“Dalam politik, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, Anda bisa bertaruh itu direncanakan seperti itu, ” kata Franklin D. Roosevelt.”
Cara apapun yang akan dilakukan Jokowi bisa akan mengalami jalan buntu, termasuk kalau benar akan ada kompromi politik dengan Capres Anies Baswedan dan atau dengan kompromi politik dengan Capres siapapun akan berahir sia. Dari sirkuit ini ada petunjuk politik bahwa Jokowi ada dalam kesulitan maju kena mundur kena.