Jika Erick Thohir Jadi Presiden, Wartawan Senior: Kekayaan Negara Bisa Habis untuk Bisnis Keluarga

Kalau Erick Thohir menjadi Presiden Indonesia, kekayaan negara bisa habis digelontorkan untuk bisnis keluarga.

“Bayangin kalau dia jadi presiden, kekayaan negara bisa habis digelontorkan ke bisnis keluarga,” kata wartawan senior Gigin Praginanto di akun Twitter-nya @giginpraginanto, Rabu (25/5/2022).

Gigin mengatakan seperti itu menanggapi berita dari RMOL berjudul “BUMN Telkom Suntik Triliunan Rupiah Ke Perusahaan Kakak Erick Thohir, AEK: Baunya Amis Sekali”.

Di RMOL disebutkan, investasi Telkomsel yang merupakan anak perusahaan BUMN Telkom kepada GoTo, perusahaan merger Gojek dan Tokopedia penuh kejanggalan. Selain Telkomsel merugi akibat investasi ini, ternyata kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir, Garibaldi Thohir merupakan komisaris utama GoTo.

Kejanggalan dan adanya dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Menteri BUMN Erick Thohir dan kakak kandungnya yang juga dikenal dengan nama Boy Thohir ini diungkap oleh mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto (AEK).

Dalam laman akun Facebooknya yang dilihat redaksi, Sabtu (21/5), Agustinus menggambarkan lengkap persoalan investasi Telkomsel kepada GOTO yang mencapai triliunan rupiah itu.

“Menteri BUMN mewakili negara sebagai pemegang saham di BUMN Telkom (52persen). Telkom adalah pengendali Telkomsel dengan kepemilikan mayoritas (65persen). Boy Thohir adalah pengurus GOTO (komisaris) sekaligus pemegang 1.054.287.487 lembar saham GOTO berdasarkan Akta Perubahan November 2021,” ungkap Edy.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara terkait pergerakan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang jadi perbincangan publik karena sempat jeblok, sehingga membuat Telkomsel mencatat kerugian yang belum terealisasi atau unrealized loss hingga miliaran rupiah.

Arya menjelaskan harga saham GoTo sudah kembali merangkak hari ini. Mengutip RTI Infokom, saham GOTO melonjak 12,9 persen ke level Rp280 per saham pada penutupan sesi I.

“Dengan harga sekarang maka Telkomsel yang investasi di GoTo sudah untung lagi,” ungkap Arya kepada media, Kamis (19/5).

Namun, ia mengakui Telkomsel memang sempat rugi ketika harga saham GoTo turun beberapa hari terakhir. Meski begitu, Arya menjelaskan bahwa investasi Telkomsel bersifat jangka panjang, bukan trading atau jangka pendek.

“Ini menunjukkan supaya para pengamat politik itu ya mulailah belajar bisnis, belajar namanya market, bahwa namanya orang investasi apalagi investasinya jangka panjang bukan sekadar naik turun saham tapi harus dilihat bagaimana bisnis yang dibangun oleh atau dimasuki oleh Telkomsel,” papar Arya.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News