Setelah menuai kontroversi dan dikritik banyak pihak, Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Kesekjenan DPR dan Inspektorat DPR akhirnya sepakat membatalkan pengadaan gordeyn rumah dinas DPR yang menelan biaya hingga Rp. 43,5 miliar.
“Kesimpulannya, BURT memutuskan agar Sekretariat Jenderal untuk tidak melanjutkan pelaksanaan pengadaan gorden, vitrase dan blind rumah jabatan DPR RI Kalibata,” kata Ketua BURT Agung Budi Santoso, Selasa (17/5/2022).
Terkait pembatalan itu, koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma kontan memberi acungan jempol. “Ini baru betul. Selain karena harganya tidak masuk akal, pengadaan gordeyn Rp. 43,5 untuk 505 unit rumah dinas anggota DPR di tengah kondisi ekonomi yang lagi sulit sekarang ini sungguh-sungguh melukai hati rakyat,” katanya.
Meski memuji pembatalan proyek pengadaan gordeyn tersebut, Lieus meminta agar ke depan DPR tidak lagi mengusulkan proyek-proyek yang cuma untuk “gengsi-gengsian” seperti itu.
“Sudah sepatutnya proyek “gengsi-gengsian” seperti itu dihindari oleh BURT dan Kesekjenan DPR. Proyek proyek seperti itu bukan hanya membuat sakit hati rakyat, tapi sekaligus menunjukkan DPR tidak punya empati sedikit pun terhadap penderitaan rakyat,” ujar Lieus.
“Hentikanlah kebiasaan buruk itu. Apalagi kondisi keuangan negara kita sedang tidak baik-baik saja,” katanya lagi.
Sebelumnya, seperti diberitakan media massa, Sekretariat Jenderal DPR mengusulkan pengadaan gorden untuk rumah dinas anggota DPR senilai Rp 48,7 miliar. BURT sudah meminta agar proyek itu dikaji ulang. Usulan itu, kata Agung Budi Santoso, disampaikan pihaknya kepada Setjen DPR RI yang menginisiasi proyek pengadaan gordeyn itu. Tapi rupanya proyek gordeyn tersebut jalan terus hingga sampai tahap tender dengan menetapkan PT Bertiga Mitra Solusi sebagai pemenang dengan nilai tawaran Rp 43,5 miliar.
Ditambahkan Lieus, di tengah kondisi perekonomian yang sulit saat ini, apa yang menjadi prioritas bangsa sesungguhnya adalah penghematan alokasi anggaran untuk semua bidang. “Bukan malah sebaliknya, jor-joran menghabiskan anggaran untuk hal-hal yang tak penting,” katanya.
Lieus sependapat dengan Ketua BURT DPR yang meminta agar para anggota DPR dan Kesekjenan DPR untuk memiliki sense of crisis di tengah kesulitan yang saat ini melanda rakyat.
“Janganlah anggaran yang ada dihambur-hamburkan untuk hal-hal yang tidak penting. Masih sangat banyak rakyat negeri ini yang menderita dan butuh bantuan,” kata Lieus.
Lieus menyebut, apapun alasannya, mau sudah tua, sudah lapuk, rusak, atau ketinggalan mode, pergantian gordeyn rumah dinas DPR itu tidak lebih penting dari menyelamatkan hidup jutaan rakyat yang hari ini kesulitan mencari nafkah.
“Jadi DPR berempatilah sedikit dengan derita rakyat. Karena itu, saya memberi apresiasi yang setinggi-tingginya pada Ketua BURT, pak Agung yang membatalkan pengadaan gordeyn tersebut.
“Memang gordeyn itu tidak terlalu penting dan kondisinya pun belum begitu mendesak. Apalagi pengadaannya sampai menelan biaya puluhan milyar rupiah,” tegas Lieus.