Keberadaan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat (Sumbar) merupakan binaan pemerintah dan palsu.
“Bendera NII palsu yang dipasang di Sumbar. Yaitu, NII yang dibina pemerintah,” kata mantan anggota DPR Djoko Edi Abdurrahman dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (26/4/2022).”Di Sumbar ada NII, ayak-ayak wae,” jelasnya.
Djoko menuding Densus 88 menyebarkan fitnah keberadaan NII di Sumbar. “Cuma bikin fitnah, terakhir bikin NII di Sumbar,” ungkapnya.
Ia mengusulkan untuk membubarkan Densus 88 karena tindakannya membunuh orang. “Makanya saya usul, Densus 88 itu segera dibubarkan saja agar tak bikin dan terus membunuhi orang. Sudah 346 orang yg dibunuh Densus 88, data Komnas HAM. Unfaedah,” paparnya.
Djoko mengungkapkan dalam buku “The Terror Factory: Inside the FBI’s Manufactured War on Terrorism” 78 persen kasus terorisme adalah buatan FBI. Buku itu hasil investigasi wartawan investigasi Amerika. Sejak pelaku, bom, dan skenario hingga ke pengadilan dibayar oleh FBI.
“Sekarang tentu sudah berhenti seiring berhentinya dana war on teror dari Barat. Di Indonesia juga menurun, kata Tito Karnavian karena dana dari Barat sudah tak ada. Tito mengemukakan itu waktu makan malam dgn kami, saya, Syahganda, Bursah Zarnubi, dll, dua tahun lalu,” paparnya.
Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar berkata, tersangka jaringan Negara Islam Indonesia (NII) Sumatra Barat berupaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum Pemilu 2024. Rencana tersebut diperoleh dari keterangan tersangka kepada penyidik dan barang bukti yang ditemukan di lokasi penangkapan. “Dari sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan bahwa jaringan NII di Sumatra Barat memiliki visi-misi yang sama persis dengan NII Kartosoewirjo,” kata Aswin. Visi dan misi sama persis artinya mereka berencana mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syariat Islam, sistem khilafah dan hukum Islam.