Metodologi Perang Diponegoro Tahun 1825 – 1830

Oleh: Andi Kusnanto

Selamat Pagi…. Para Siswa…, hari ini PJJ, jadi aturan mainnya tdk ada tanya jawab langsung iya?, hanya satu arah dari Pak Guru ke Para Siswa, 0ke siap dilanjutkan iya…?,siap tidak siap, suka tidak suka para siap menerima, laa wong materinya searah, kan? Laa kalau menerima materi, pakai alat orang lain, apakah tdk tambah pinter itu alatnya dan tambah kaya yg punya alatnya,mikiro iya lee…., tenan loo iya mikiro lee.., apalagi wingi esok uwess mettu IPO (0opo kuwi IPO, wess pokoknya manuto ,mengko Insya Allah Pak Guru terangke,) materinya apa dan bgmn, udah siap semuanya….???(walaupun dari PJJ Pak Guru masih bisa mendengar suara lirih mereka karena jangkauan jarak dan tempatnya… Perasaan aja…..disitulah sedihnya kalau PJJ…,mau diterus-teruskan PJJ-nya???? 🙏🙏🙏

Perang Diponegoro :
Perang Diponegoro yang juga dikenal dengan sebutan Perang Jawa (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog) adalah perang besar dan berlangsung selama lima tahun (1825-1830) di Pulau Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belanda di bawah pimpinan Jenderal Hendrik Merkus de Kock yang berusaha meredam perlawanan penduduk Jawa di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro.

Akibat perang ini, penduduk Jawa yang tewas mencapai 200.000 jiwa, sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi. Akhir perang menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa. Butuh waktu 120 Tahun setelah dimulainya Perang Diponegoro yaitu pada Tahun 1825, menuju kemerdekaan NKRI yaitu 1945 sebuah waktu yg panjang ketika Perang Diponegoro /para pelakunya adalah para kaum ningkrat/ keraton.

Perang Diponegoro yang berlangsung antara 1825-1830 termasuk salah satu perlawanan besar yang harus dihadapi Belanda semasa pendudukannya di Indonesia. Pasalnya, pertempuran yang bermula di Yogyakarta ini meluas ke banyak daerah di Jawa hingga sering disebut sebagai Perang Jawa.

Perlawanan Diponegoro terhadap Belanda berkobar setelah Belanda menanam patok-patok jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.Namun sebelum insiden tersebut, Belanda juga telah melakukan serangkaian aksi yang memicu kemarahan Pangeran Diponegoro. Perang Diponegoro berakhir setelah lima tahun, dengan dampak yang sangat serius bagi Indonesia.

Latar belakang Perang Diponegoro
Memasuki abad ke-19, keadaan di Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan karena intervensi Belanda terhadap pemerintah lokal sering kali memperburuk perselisihan yang ada di lingkungan kerajaan. Campur tangan pihak kolonial juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya nusantara.

Selain itu, dominasi Belanda telah membuat rakyat menderita karena dijadikan sebagai objek pemerasan.Pasalnya, para petani tidak dapat mengembangkan hidupnya karena harus menjadi tenaga kerja paksa. Beban mereka pun semakin berat karena diwajibkan untuk membayar berbagai macam pajak. Melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Belanda, Pangeran Diponegoro tidak mau tinggal diam.

Pangeran Diponegoro, yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, adalah putra Sultan Hamengkubuwono III yang pada awalnya memilih untuk tidak ikut campur urusan keraton karena ibunya bukan seorang permaisuri. Namun, ketika Belanda dirasa terlalu banyak mencampuri urusan keraton, Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan.

Selain itu, Perang Diponegoro terjadi karena Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro. Hal itulah yang membuat kemarahan Pangeran Diponegoro memuncak, dan menyatakan sikap perang dengan mengganti patok yang dipasang Belanda dengan tombak.

Mari kita Baca Gaya Militer Turki Utsmani dalam Perang Pangeran Diponegoro.Proses terjadinya Perang Diponegoro.Perang Diponegoro meletus pada 20 Juli 1825, ketika pasukan Belanda datang ke Tegalrejo untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Meski sempat mendapatkan perlawanan dari pendukung Pangeran Diponegoro, Belanda berhasil membumihanguskan Tegalrejo.

Sementara itu, Pangeran Diponegoro berhasil menyingkir ke Desa Selarong, di mana ia menyusun strategi perang. Berikut ini beberapa strategi Perang Diponegoro. Merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta dengan mengisolasi pasukan Belanda dan mencegah masuknya bantuan dari luar. Mengirim utusan kepada para bupati dan ulama agar bersiap melawan Belanda.Memilah bangsawan yang dinilai sebagai lawan dan kawan. Membagi wilayah perang dan pertahanan.Perang Diponegoro dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro, yang didampingi pamannya, Pangeran Mangkubumi, Ali Basyah Sentot Prawirodirjo sebagai panglima muda, dan Kiai Mojo bersama murid-muridnya.

Perluasan Perang di berbagai daerah
Tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro menyerang dan keraton Yogyakarta dan berhasil mendudukinya. Keberhasilan ini kemudian disusul dengan kemenangan di beberapa daerah pada tahun-tahun awal berkobarnya Perang Diponegoro.

Pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro pun meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang, dan Rembang. Kemudian ke arah timur mencapai Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitarnya, hingga disebut mampu menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa.

Selain itu, semua kekuatan dari rakyat, bangsawan, dan ulama bersatu untuk melawan kekejaman Belanda. Selama perang, Pangeran Diponegoro menerapkan strategi perang gerilya dan perang atrisi (penjemuan).

Baca juga: Benteng Stelsel, Taktik Belanda untuk Kalahkan Pangeran Diponegoro Strategi Benteng Stelsel Belanda.Menghadapi perlawanan Diponegoro yang terus meluas, Jenderal de Kock sebagai pemimpin perang Belanda memutuskan untuk mengubah strategi, yaitu dengan sistem Benteng Stelsel.

Dengan strategi ini, perlawanan Diponegoro di berbagai tempat berhasil dilumpuhkan Belanda hingga ruang geraknya menjadi semakin sempit. Selain itu, para pemimpin yang membantu Pangeran Diponegoro banyak yang tertangkap.

Kendati demikian, belum ada tanda-tanda bahwa perlawanan Diponegoro akan berakhir.
Akhir dan hasil Perang Diponegoro
Perang Diponegoro merupakan perang terbesar selama penjajahan Belanda di Indonesia. meskipun demikian, perjuangan Pangeran Diponegoro harus berakhir karena pemerintah kolonial Belanda berhasil membujuk pangeran Diponegoro agar menyerah. Pertempuran sengit antara Belanda dan Pangeran Diponegoro baru berakhir pada 28 Maret 1830.

Kala itu, pasukan Pangeran Diponegoro dijepit di Magelang oleh Jenderal de Kock. Demi membebaskan sisa pasukannya, Pangeran Diponegoro rela menyerahkan diri. Pangeran Diponegoro kemudian ditangkap dan diasingkan ke Makassar hingga akhir hidupnya. Perang Diponegoro terjadi selama lima tahun dan menimbulkan dampak yang sangat besar.

Berikut ini beberapa dampak Perang Diponegoro bagi Indonesia.Menelan korban tewas sebanyak 200.00 jiwa penduduk Jawa
Kekalahan Pangeran Diponegoro menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa
Raja dan bupati Jawa tunduk kepada Belanda

Kesimpulannya : Perang Diponegoro adalah sebuah perang yang terencanakan dengan baik dan secara jantan/ksatria dilakukan head to head dan melibatkan banyak pihak /rakyat semesta, hanya sayangnya metode penangkapan Pangeran Diponegoro akibat dari pengkhianatan pihak Belanda, jadi berhati-hatilah dengan saat ini, juga tdk berani terus terang dalam perang, tapi menggunakan alat atau media atau aktor yg disulap seolah-olah pahlawan tapi sebenarnya adalah palsu atau menggunakan metode mengkhianati perjuangan para pendiri bangsa, untuk itu sebaiknya bersama cek dan list serta konfirmasi dari mana Bibit, Bobot dan Bebetnya dalam kerangka meminimalkan para pengkhianat bangsa..

(((((((((Tetap semangat
dan pantang menyerah dalam mewujudkan impian dan cita-cita bersama salah satunya lewat dunia pendidikan dan lewat pengabdian di Kecamatan Sumberlawang Sragen Jateng, dan Indonesia Raya tercinta, teriring salam dan doa, semoga ditambahkan sehat walafiat, selamat dan sukses selalu… Gusti Allah SWT meridho niat kita bersama….
Bersambung…… 🙏🙏🙏

.,.,.,.,.,.,.,Disajikan dan ditulis-saat ini sedang…..diterangkan kembali oleh
Andi Kusnanto selalu Guru dengan NUPTK dengan nomor 6642754655110032 yg ditugaskan oleh Yayasan PBS Sumberlawang sebagai Kepala Sekolah SMK Pelita Bangsa Sumberlawang Sragen Jateng, Secara Pribadi-atau selaku Pak Guru-saat ini adalah Mahasiswa Strata 2 di Kampus IKOPIN University Jatinangor-Sumedang Bandung, sedang berproses….Insya Allah……secara bersambung,.,.,.,.,.,.,,.🙏🙏🙏

Manahan Solo, Jateng
Rabu Wage, 13 April 2022
Foto lawas sebagai pemanis unggahan saja…

Simak berita dan artikel lainnya di Google News