Pegiat media sosial Ade Armando yang digebuki massa bahkan sampai ditelanjangi di depan Gedung DPR merupakan dampak dari persoalan politik nasional.
“Kekerasan terhadap Ade Armando bukan semata bersifat kriminal biasa, tetapi dampak dari persoalan politik nasional,” kata Koordinator Simpul Aktivis Angkatan 98 (SIAGA ’98) Hasanuddin kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (13/4/2022).
Kasus yang menimpa Ade Armando, kata Hasanuddin diduga masih ada keterkaitan dengan wacana penundaan pemilu. “Suatu peristiwa politik luar biasa, maka perlu diinvestigasi secara menyeluruh karena dapat mengubah konstitusi,” paparnya.
Menurut Hasanuddin, wacana penundaan pemilu menjadi upaya politik, karena ada unsur terstruktur, sistematis dan massif, dengan melibatkan/terlibatnya beberapa partai politik dan pejabat negara.
“Sebagai upaya politik, maka tindakan ini dapat dikategorikan sebagai peristiwa politik luar biasa (extra ordinary politic) yang dapat menimbulkan ketidakpastian politik nasional, mengancam konsensus nasional 1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden untuk menghindari kekuasaan presiden yang absolute dan anti demokrasi,” jelas Hasanuddin.
Dalam menghadapi persoalan politik termasuk penundaan pemilu dan kekerasan terhadap Ade Armando, Hasanuddin meminta Menkopolhukam melakukan investigasi menyeluruh. “Sebagai bagian dari upaya menciptakan stabilitas politik nasional dan mengumumkan hasilnya ke publik,” pungkasnya.