Rakyat mengalami mengalami penderitaan luar biasa di bawah kekuasaan Rezim Joko Widodo (Jokowi) seperti kenaikan harga Pertamax maupun kebutuhan pokok.
“Selama Rezim Jokowi berkuasa rakyat telah timbul-tenggelam di lautan penderitaan,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy Eudation (IDe) Smith Alhadar kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (2/4/2022)
Kata Smith, di bawah Rezim Jokowi, pendapatan per kapita nasional merosot sehingga Indonesia jatuh ke peringkat bawah negara berpendapatan menengah.
“Hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting, dilakukan pada 13-20 Maret, menunjukkan kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi anjlok hingga 7,1 persen dalam tiga bulan terakhir,” paparnya.
Smith mengatakan, Rezim Jokowi akan mewariskan kemunduran di semua sendi kehidupan bangsa. Bahkan, ia tak layak untuk sekadar diperbandingkan dengan pemerintahan SBY.
“Makin dekat dengan akhir pemerintahannya, semakin banyak masalah yang muncul ke permukaan. Di antaranya, kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok yang menciptakan keresahan sosial. Situasi ini akan bertahan, bahkan semakin memburuk, akibat dampak perang Ukraina yang kurang diantisipasi rezim,” ungkapnya.
Lebih dari itu, rezim tersandera oleh proyek pemindahan ibu kota yang seolah dunia akan kiamat besok kalau tidak diwujudkan sekarang. Proyek oligarki ini menyita porsi besar APBN karena investor tidak tertarik menanamkan uang di sana.
“Selain tidak feasible dari sisi sosial, ekonomi, hukum, politik, dan lingkungan, calon investor ingin ada jaminan keberlanjutan rezim. Sebab, kemungkinan besar pemerintah pengganti rezim Jokowi tidak akan melanjutkan proyek yang tidak populer ini,” jelas Smith.