Buku Karya Hendro Subroto Menceritakan Luhut Takut Terjun Payung

Dalam buku berjudul O”Udara di Timor Tmur”, 2005 karya Hendro Subroto disebutkan pada 7 Desember 1975 Luhut sempat diberikan hukuman disiplin karena ketakutan terjun payung sehingga timnya gagal diterjunkan dalam suatu operasi merebut kota Dili, Ibu kota Timor Timur.

Dikutip dari merdeka, Luhut menceritakan terbang enam jam dari Lanud Iswahyudi, Madiun menuju Kota Dili, Timor-timor pada 1975.

Kata Luhut, saat itu para prajuritnya sampai harus menahan buang air. Tapi ada saja yang tidak sanggup menahannya. “Kami di pesawat terbang hampir enam jam. Mungkin maaf banyak yang buang air kecil di celana, buang air besar di celana,” kata Luhut saat peringatan 40 tahun penerjunan di Kota Dili di Mako Kopassus, Jakarta, Senin (7/12/2015).

Dikutip dari artikel berjudul “Benarkah Luhut Binsar Pandjaitan, Intel Partikelir Kreator Jokowi?” karya Berric Dondarrion disebutkan, Luhut juga kurang dari segi kemampuan militer terbukti walaupun sama-sama pernah berlatih dengan Prabowo Subianto di US Army’s Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat tapi pelatih mereka, Jenderal Wayne Downing justru menyebut nama Prabowo Subianto sebagai murid terbaik di antara sekian banyak prajurit asing yang pernah dia latih, padahal Luhut lulus empat tahun lebih dulu daripada Prabowo Subianto. Berikut ini pernyataan Jenderal Wayne Downing:

“Of all the foreign soldiers I ever trained, two stood out. One was Abdullah II bin Al-Hussein, the reigning King of Jordan. The other was Prabowo Subianto.”

Fakta bahwa kemampuan tempur seorang Luhut sangat rendah adalah dia selalu disekolahkan sepanjang karirnya dan dilewatkan setiap ada kebutuhan untuk melaksanakan operasi dengan kesulitan tinggi, pembebasan sandera di pesawat Garuda dalam Operasi Wolya misalnya, Panglima ABRI Jenderal M. Jusuf LB lebih memilih Sintong Pandjaitan dan Soebagyo HS sebagai pelaksana operasi.

Demikian pula bila melihat karirnya selama dinas, Luhut tidak pernah diangkat sebagai panglima kodam atau bahkan kasdam manapun, pengalaman teritorialnya hanya sebatas sebagai Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun Jawa Timur tahun 1995 sebab hanya perwira terbaik yang akan menjadi pangdam sebagai bekal bila diangkat menjadi Panglima ABRI atau KSAD. Selain itu, selama karirnya, Luhut yang besar di Kopassus juga tidak pernah menjadi Komandan Jenderal Kopassus.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News