Bersekutu Penguasa dan Oligarki, Pengamat: Aktivis 98 Abal-abal

Aktivis 98 yang bersekutu dengan penguasa dan oligarki merupakan abal-abal. Tujuan aktivis 98 menyuarakan reformasi waktu itu menginginkan pemerintahan yang bersih dan terbebas oligarki

“Kalau ada yang mengaku aktivis 98 bersekutu penguasa dan oligarki itu hanya abal-abal. Aktivis 98 itu tetap kritis ketika melihat adanya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),” kata pengamat politik yang juga aktivis 98 Nazar El Mahfudzi kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (16/1/2022).

Menurut Nazar, aktivis 98 abal-abal tidak lebih seperti buzzerRp yang selalu membela penguasa. “Ketika ada anak penguasa dilaporkan ke KPK, aktivis 98 abal-abal langsung memberikan pembelaan anak penguasa,” ungkapnya.

Langkah aktivis 98 abal-abal itu, kata Nazar hampir sama dilakukan buzzerRp Denny Siregar dan kelompoknya yang membela anak penguasa. “Melalui channel YouTube Cokro TV, Denny Siregar membela anak presiden,” jelas Nazar.

Nazar mengatakan, rakyat lebih simpati kepada aktivis 98 yang orisinal menyuarakan pemerintahan bersih dan anti KKN. “Kita bisa lihat respon warganet terhadap aktivis 98 abal-abal dan asli. Warganet lebih mendukung aktivis 98 yang asli,” ungkapnya.

Selain itu, kata Nazar, dosen UNJ yang juga aktivis 98 Ubedilah Badrun melaporkan dua anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka (Gibran) dan Kaesang Pangarep (Kaesang) menjadi momentum bersatunya kekuatan rakyat.

“Aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu menyebut kasus Gibran dan Kaesang bisa menjadi “bola salju” terus menggelinding menjadi bisa gerakan rakyat yang membesar,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News