Rezim Joko Widodo (Jokowi) mencekik rakyat atas rencana menaikkan tarif listrik non subsidi.
“Listrik non subsidi banyak dipakai rakyat kelas bawah. Kalau tarif listrik non subsidi dinaikkan sama saja mencekik rakyat,” kata aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (14/12/2021).
Menurut tahanan politik era Soeharto, kenaikan tarif listrik membuat naiknya berbagai kebutuhan pokok. “Ini harga minyak goreng sudah tinggi dan rakyat sudah menjerit tetapi Rezim Jokowi tidak banyak membuat kebijakan mengatasi persoalan ini,” jelas Salim.
Salim mengatakan, rakyat di berbagai wilayah Indonesia sudah menyatakan tidak percaya kepada Presiden Jokowi. “Banyak janji Jokowi yang tidak ditepati membuat rakyat tidak percaya lagi,” ungkapnya.
Diberitakan kompas, 10 Desember 2021, pemerintah mempertimbangkan kembali penyesuaian tarif listrik bagi 13 golongan pelanggan PLN nonsubsidi mulai 2022.
Rencana penyesuaian tarif listrik ini telah disepakati Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, rencana penyesuaian tarif listrik tersebut bakal dilakukan jika kondisi pandemi Covid-19 sudah semakin membaik.
“Apakah 2022 akan diterapkan tariff adjustment? Jadi kami sepakat dengan Banggar kalau sekiranya Covid-19 ini semakin membaik, kompensasi tarif adjustment itu diberikan hanya enam bulan, selebihnya tarifnya harus disesuaikan,” kata Rida.