Munas XI ORARI Lanjutan Tidak Legitimate, Diduga Abaikan Azas Kepatutan & Kepatuhan

Uncategorized

Diperoleh informasi dengan mengabaikan ketentuan yang tercantum dalam AD/ART ORARI maupun Tata tertib Munas XI ORARI, mereka yang merasa mengaku sebagai pimpinan sidang beserta 19 ORARI DAERAH menggelar Munas XI ORARI lanjutan pada tanggal 11-12 Desember 2021 di Hotel Santika, Kota Bengkulu, konon perhelatan kegiatan tersebut diduga di bantu oleh salah seorang anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang juga menjadi pengurus ORDA Bengkulu, sehingga segala persiapan maupun perijinan ke pihak aparat keamanan setempat yakni dari Polres Kota Bengkulu dapat berjalan dengan mulus, meskipun sesungguhnya hal tersebut tidak lazim dilakukan untuk sebuah kegiatan berskala nasional, karena perhelatan berskala Nasional, yang mengurus ijin adalah Panitia ditunjuk oleh ORPUS, bukan pengurus daerah yg tidak ditujukan oleh ORPUS sebagai panitia dan ijinnya mestinya dari Mabes Polri demikian disampaikan Pengamat Radio Amatir A.Yusuf, saat dihubungi awak media, Selasa, 14/12/2021 di Jakarta

“Ya, ada beberapa kejanggalan yang muncul dalam penyelenggaraan Munas XI ORARI Lanjutan tersebut, ini sungguh memprihatinkan, dan ini baru terjadi dalam sejarah ORARI, sejak 53 tahun ORARI ini terbentuk oleh kerja keras para amatir radio di Indonesia, yang menghendaki persatuan, kesatuan, ketertiban dalam satu wadah untuk mengelola kegiatan Radio Amatir, salah satunya pengaturan mengenai spectrum Frekwensi,” ungkap A.Yusuf.

Menurutnya, dari informasi yang didapat menyebutkan bahwa konflik di Munas XI ORARI ini, diawali oleh adanya sikap ketidakpahaman atau mungkin tidak mau paham mengenai betapa kacaunya jika para amatir radio ini terpecah-belah, maka yang akan terjadi adalah perebutan untuk menguasai penggunaan spektrum frekwensi yang keberadaannya terbatas, kemudian dari pemikiran tersebut, dimunculkannya opini untuk mencabut pasal 53 Permenkominfo no.17 Tahun 2018, lalu ada pihak yang ingin mengintervensi dengan memunculkan sosok yang masih berusia 48 tahun, dia seorang politisi dari Partai NasDem, yang jarang ikut kegiatan Radio Amatir, lalu kenaikan ke jenjang penegak juga baru saja diduga tanpa prosedur yang lazim, nah, untuk menaikkan pamornya diindikasikan ia cari sponsor atau mungkin menggunakan uang pribadinya yang diduga diperoleh dari sesuatu yang tidak halal, kemudian digunakan untuk merayu ke setiap ORARI Daerah, agar dapat meraih simpati ORDA-ORDA tersebut, melalui cara yang tidak lazim, yakni diduga melalui iming-iming donasi/transaksi politik, dan kemudian dengan cara yang Diduga tidak patut, yakni memberikan penilaian negatif terhadap kinerja ORPUS periode 2016-2021, sehingga memicu menciptakan gap antara ORDA dengan ORPUS, namun rupanya langkah tersebut, justru menimbulkan masalah bukan dengan ORPUS tapi dengan beberapa ORDA yang merasa tidak nyaman dengan kemunculan YB0DX sebagai calon yang tiba-tiba keliling ORDA, nyumbang sana-sini, disinyalir teamnya juga menyerang amatir lain dan merasa paling benar sendiri (memakai cara-cara Parpol yang tidak sesuai dengan cara kekeluargaan di ORARI).

“Termasuk melakukan framing dengan memblow-up pemberhentian Anda Yudas cs yang selalu dikatakan bahwa persoalan Anda Yudas Cs, merupakan bentuk kesewenang-wenangan ORPUS, padahal keputusan memberhentikan keanggotaan Anda Yudas Cs tersebut sudah melalui prosedur AD/ART ORARI, dan juga dari usulan pemberhentian dari ORDA Sumut, SP-1, SP-2 dan SP-3, serta dukungan dari beberapa ORDA di selain ORDA Sumatera Utara. Karena tidak ada upaya pembelaan sesuai AD/ART (malah yang bersangkutan bersikap arogan tidak merasa salah), maka Anda Yudas diberhentikan sebagai anggota ORARI,apa yang dilakukan YB0DX dan tim suksesnya merupakan bentuk cara-cara yang tidak patut dikerjakan oleh seorang amatir radio,” tukas A.Yusuf yang juga seorang dosen Fakultas Teknik di sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Tangerang ini.

Hal senada juga dikatakan salah seorang sesepuh ORARI, bernama Mbah Suwondo yang pernah punya callsign YBØAS kini berusia 80 tahun dan sekarang ini tinggal di Bekasi Jawa Barat, salah seorang amatir radio yang sudah senja usianya, ia menyatakan keprihatinannya terhadap apa yang terjadi di tubuh internal ORARI, menurutnya, sejak ORARI terbentuk yang kemudian memiliki kepengurusan yang baku, sejak, sampai terbentuknya.ORPUS 2016-2021, semua amatir radio yang terpilih sebagai DPP maupun ORPUS, didasarkan pada panggilan pengabdian, keikhlasan dan ketulusan hati, sehingga mereka taat pada peraturan yang sudah disepakati bersama yang dituangkan dalam AD/ART ORARI, dan tidak ada yang namanya status quo, semua yang terpanggil itu, saat masa pengabdiannya selesai sebagai DPP maupun ORPUS, maka mereka harus menyelenggarakan Musyawarah Nasional, nah begitu pula, ORPUS periode 2016-2021, kalau mereka mau terus bercokol tidak akan membuat MUNAS XI ORARI tepat pada waktunya, malah diantara mereka sebenarnya masih ada yang layak untuk menjabat lagi, namun nampaknya mereka tidak mencalonkan diri melainkan menyerahkan sepenuhnya pada ORARI Daerah.

“Saya juga prihatin, ORPUS sekarang ini, nampaknya selalu diserang tapi bagusnya, ORPUS tidak mau menjawab dan tidak terpengaruh, melainkan mereka terus bekerja didasari oleh pengabdian dan ketulusan, inilah sikap yang patut diapresiasi dan diteladani, nah bicara masalah terjadinya silang pendapat di Munas XI ORARI, saya sedih mendengarnya, dulu saat saya masih muda dan bergiat di ORARI, meskipun terjadi silang pendapat, tapi itu hanya di forum, di luar forum, kami tetap menjaga persahabatan, silahturahmi sebagai sesama keluarga besar ORARI, dan semua persoalan diselesaikan dengan kepala dingin, tidak ada ejek-mengejek, atau tidak bikin kubu-kubuan, nggak ada itu, yang ada saling rangkulan, saling dukung lha, yang dicari di ORARI itu apa sih?ya, yang dicari itu kebersamaan, perkawanan yang luas, bukan nyari duit atau jabatan, saya heran dulu itu jadi pengurus ORARI itu modalnya keikhlasan, menjalin banyak kawan, nggak ada modal duit, sekarang kok aneh malah pakai duit, astagfirullahalazim”ucap Mbah Suwondo yang pernah punya callsign YBØAS dan pernah aktif di ORARI Pusat di era kepemimpinan ketua umum pertama ORARI alm Dr. Rubiono Kertopati, meskipun sudah tidak aktif lagi sebagai amatir radio, karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan, namun beliau selalu mengamati perkembangan ORARI yang merupakan organisasi yang beliau cintai ini, beliau geluti dengan ketulusan dan pengabdian.

Dari pengamatan, dan informasi yang didapat, lanjut Mbah Suwondo yang pernah punya callsign YBØAS, bahwa ia menyayangkan penyelenggaraan Munas XI ORARI lanjutan digelar di Kota Bengkulu tersebut, karena dilaksanakan dalam kondisi yang dipaksakan oleh kepentingan ambisi untuk menguasai ORARI diduga akan menjadi organisasi dibawah ketiak sebuah Partai Politik, sehingga mengabaikan azas kepatutan maupun kepatuhan terhadap ketentuan yang diatur dalam AD/ART ORARI maupun tradisi organisasi ORARI yang dibangun oleh para pendiri ORARI, termasuk juga angkatan dirinya.

Selain itu, juga ia sangat menyayangkan kehadiran sosok Dony Imam Priambodo, yang masih berusia muda, yakni 48 tahun, namun disinyalir dirinya diduga menjadi alat kepentingan politik tertentu untuk menguasai ORARI, dengan tanpa memahami peraturan maupun tradisi yang sudah terbangun lama di ORARI ini.

“Ya, kalau ia berintegritas, gentleman dan hendak berniat baik ingin membangun ORARI, maka semestinya ia bersama teamnya bertarung saja di Munaslub, suatu forum musyawarah selain Munas yang diatur dalam AD/ART itu lebih terhormat, daripada terpilih dalam suatu Musyawarah Lanjutan yang tidak legitimate dan mengabaikan azas kepatutan dan kepatuhan, serta  diduga diragukan Integritasnya baik yang memilih maupun yang dipilih, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ORARI, harus ada tindakan tegas dari yang berwenang baik itu DPP maupun ORPUS yang belum sah didemisioner karena belum ada penyerahan Pataka dan Munas XI ORARI diberhentikan polisi, selain itu, Menkominfo jangan diam saja, sebagai wakil dari Pemerintah, ya, jangan membiarkan konflik ini terus berlangsung, ORARI itu asset bangsa, non politis, dan sebagai cadangan Nasional bidang Komunikasi maka Pemerintah juga harus menyelamatkannya dari perpecahan, kami yang dengan penuh pengorbanan berdirinya ORARI dan turut membangun ORARI hingga eksis sampai sekarang sangat sedih, atas terselenggaranya Munas XI ORARI lanjutan yang tidak legitimate, abaikan kepatutan dan kepatuhan,” pungkas Mbah Suwondo yang pernah punya callsign YBØAS mengakhiri perbincangannya dengan awak media, Selasa, 14/12/2021 di Bekasi.(*Ismi).