Dalam perjalanan sejarah ORARI, yang sudah berusia 53 tahun, dan juga sudah melaksanakan Musyawarah Nasional sebanyak 10 kali, tentunya suasananya sangat dinamis, dan bahkan nampak semarak dengan hadirnya sosok figur calon ketua umum yang bakal memimpin perjalanan sejarah ORARI dalam periode pengabdian selama 5 tahun. Selama 10 kali penyelenggaraan Munas ORARI tak pernah ada kekisruhan dengan menghadirkan apparat keamanan di arena persidangan, sepanas apapun jalannya persidangan, tak pernah ada pertunjukkan tindakan anarkis, semua berlangsung kondusif dalam suasana kekeluargaan, namun realitasnya di Munas XI ORARI ini suasana yang terjadi justru sangat mencengangkan semua pihak, utamanya keluarga Besar ORARI, sebab terjadi kekisruhan yang mengundang kehadiran apparat kepolisian untuk menghentikan penyelenggaraan Munas tersebut, demikian disampaikan pengamat ORARI berinisial AB, saat dihubungi wartawan, Kamis (2/12/2021) sore hari.
“Ya, ini suatu insiden yang sangat mengejutkan karena tidak pernah terjadi selama 10 kali penyelenggaraan Munas oleh ORARI, yang merupakan organisasi hobby, yang juga sarat dengan panggilan jiwa untuk mengabdi, tapi justru terjadi pertikaian di arena persidangan, ini yang membuat saya heran, ada apa sebenarnya yang terjadi,”ucapnya.
Menurut AB, dari hasil penelusuran dan pengamatannya, dalam kekisruhan kemarin di Munas XI ORARI, informasi yang didapat suatu temuan yang diduga adanya Penyandang Donatur Utama untuk sebuah kelompok yang menamakan dirinya sebagai kelompok 21, nah Bayangkan aja.. selama Berbulan-bulan menjelang pelaksanaan Munas secara marathon, disinyalir Donatur Utama dan Calon Ketua Umum yang diusung tersebut mengunjungi setiap Orda sana sini, dengan memakan biaya yang tidak sedikit, hasilnya ada sebanyak 21 ORDA yang terpengaruh oleh bujuk rayu dari terduga dontur tersebut, bahkan saat hari H pun keluarkan lagi biaya extra untuk menjemput, menginapkan dan servis utusan Orda kelompok 21.
“Dengan 21 Orda dalam genggaman, terduga Donatur Utama ini mencoba menyetir arahnya Munas.yang duduk di Pimpinan Sidang pun sudah disetting, ini analisa saya hasil informasi yang saya terima dari berbagai sumber informasi,” ungkap AB.
Ia pun mengatakan bahwa dari gerakan yang sudah terpola tersebut, mengindikasikan adanya perilaku yang tak nampak, maupun tak tercium, semua serba senyap dalam mengerjakan scenario yang sudah dirancang,, agar dapat mengendalikan pelaksanaan Munas sehingga dapat memenuhi kepentingannya menguasai ORARI, inilah sesungguhnya yang merupakan kerja Mafia, yang tidak mengenal nilai-nilai moralitas, juga tidak mengenal namanya tradisi organisasi yang sudah berlangsung selama 53 tahun usia ORARI, dengan berbagai rayuan, termasuk memberikan sesuatu iming-iming yang menggiurkan kepada ORDA, yang terbuai dengan berbagai tawaran tersebut, tanpa menyadari bahwa implikasi yang mereka terima itu dapat merusak harmonisasi yang sudah terjalin kuat di keluarga besar ORARI.
“Tapiiiii… SESUATU terjadi.skenario perilaku Mafia itu, terbongkar oleh kekuatan hatinurani yang menyadarkan beberapa ORDA untuk memprotes terjadinya kejanggalan yang tidak logis, tidak beretika, tidak konsisten dan bahkan melanggar aturan, dengan kekuatan hati nurani dan akal sehat, mereka menghentikan scenario tersebut, bahkan Polisi ikut-ikutan merusak skenario dengan membubarkan acara kegiatan Munas dengan alasan tidak kondusif,” tukas AB.
Sebetulnya lanjut AB, keluarga Besar ORARI selayaknya memberikan apresiasi terhadap utusan Orda yang memprotes kejanggalan tersebut, karena ternyata hal itu membuka kedok sebenarnya, dengan kejadian tersebut, nampaknya terduga Donatur Utama atau boleh dikatakan mafia itu nampaknya sekarang jadi PANIK, dengan membuat opini melalui media sosial seperti di Facebook atau media lainnya dibuat opini yang kontra terhadap ORDA yang membongkar kebusukan perilaku mafia tersebut, bahkan ada indikasi penggiringan opini yang menghujat dan memojokkan ORDA pemrotes jalannya persidangan terindikasi sudah diskenario oleh tangan-tangan mafia.
“Memang sengaja dibuat begitu agar skenario rancangan Donatur Utama ini tidak tercium, Tapi panik juga siiiiih… Selama 14 hari ke depan, apapun bisa terjadi,” tukasnya.
Mungkin saja dapat terjadi yang Pertama Wakil Orda di Kelompok 21 bisa saja sadar dengan tipu muslihat ini, sehingga berbalik menjauh dan masuk gabung ke ORDA yang mempertahankan kemurnian hati nurani, idealism pengabdiannya untuk ORARI, yang kedua, bisa juga terjadi tangan-tangan Mafia tersebut, perlu uang extra untuk menjamu dan semakin mencengkeram para ORDA yang sudah berada pengaruhnya, seperti saat Munas kemarin dan yang ketiga, para ORDA yang sudah tersadarkan dari bujuk rayu tangan-tangan mafia tersebut, mereka berbalik menyerang tangan-tangan Mafia tersebut, dan tidak menghendaki ORARI terbelah dan bahkan tidak menghendaki ORARI dibawah pengaruh ketiak Mafia yang memiliki kepentingan tertentu, misalnya kepentingan politis atau kepentingan lain yang semakin membuat ORARI tidak mandiri, mengecil, lemah dan tidak berkutik oleh kepentingan Mafia tersebut.
“Ya, terlepas dari semua itu, kami sangat berharap keluarga besar ORARI harus bersatu berani bangkit melawan Mafia dalam segala bentuk bujuk rayunya”pungkas AB.