Teror terbesar di negeri ini perampokan dana bantuan sosial (bansos) oleh kader PDIP dan menteri berbisnis PCR di saat pandemi.
“Teror terbesar negeri ini adalah perampokan dana bansos untuk pandemi, itu dilakukan oleh menteri berasal dari kader PDIP,” kata Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (18/11/2021).
Teror terbesar selanjutnya, kata Eggi, pejabat cari rupiah yang berbisnis PCR di saat pandemi yang meraup untung puluhan triliunan rupiah. “Itu jelas korbannya, segenap rakyat Indonesia , mengapa Pemerintah berbisnis dengan Rakyatnya sendiri?” tanya Eggi.
Eggi prihatin dengan kinerja Densus 88. Sebagaimana dituturkan istri keluarga korban, densus 88 secara keji memasuki ruangan privasi, mengacak acak kamar dengan dalih mencari bukti-bukti, dan menerobos ruangan (kamar) santriwati tanpa mengindahkan norma dan keyakinan agama Islam. “Apa densus 88 didesain untuk memerangi umat Islam?” ujar Eggi.
Ustadz Farid Ahmad Okbah, Dr Ahmad Zain an Najah dan Dr Anung Al Hamad adalah pendakwah yang santun. Mereka, membina umat dengan ajaran Islam. Mereka, tidak pernah ngebom, melempar granat, atau meledakkan gedung dan fasilitas publik.
“Mereka adalah pengemban dakwah yang dekat dengan umat. Mustahil, mereka teroris. Tuduhan terorisme, sangat menyakiti hati umat Islam,” ungkap Eggi.
Perlakuan densus 88 sangat tidak bermartabat. Bukan hanya menyalahi prosedur KUHAP, densus 88 juga mengabaikan keyakinan penjagaan kemuliaan muslimah yang menjadi bagian dari ajaran Islam.
“Saya meminta dengan penuh Hormat kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi kinerja densus 88. Saya juga meminta, Kapolri memastikan keselamatan Ustadz Farid Ahmad Okbah, Dr Ahmad Zain an Najah dan Dr Anung Al Hamad,” pungkasnya.