Wartawan Senior dapat Informasi Pembunuhan 6 Pengawal HRS Dipicu Tertangkapnya Anggota BIN

Tak Berkategori

Wartawan senior Edy Mulyadi mendapat informasi pembunuhan enam pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) dipicu tertangkapnya anggota BIN di sekitar Markaz Syariah, Megamendung Kabupaten Bogor.

“Kami dapat informasi yang menjadi pemicu utama pembunuhan enam pengawal HRS karena merasa dipermalukan. Bagaimana mungkin aparat BIN dilatih secara khusus bisa dikalahkan intel-intelan. Anak FPI tidak ada pelatihan khusus tapi membongkar. Dan terjadi tanggal 7 Desember 2020 peristiwa KM 50,” kata Edy di channel YouTube FNN TV berjudul “Edy Mulyadi: Kami Mendapat Informasi Hal ini yang Menjadi Pemicu Utama Peristiwa KM 50”

Kata Edy, sebelum kejadian KM 50, pada malam 4 Desember 2020 beredar foto, id card anggota BIN yang diamankan Laskar FPI. “Deputi VII BIN Wawan Purwanto membantah itu normal. Saat foto dan id card BIN diumbar saya hubungi Munarman. ‘Man loe gila diumbar, mereka bisa marah’. Dan ternyata marah,” ungkapnya.

Edy yang melakukan investigasi di lokasi KM 50 menemukan berbagai kejanggalan. “Dudung Abdurachman dan Fadil Imran ketika menggelar konferensi pers 7 Desember 2020 siang banyak melakukan kebohongan,” jelasnya.

“Saya yang wawancara saksi di lokasi mengatakan sejak sore ada puluhan polisi. Bahkan majalah Tempo menulis saksi mengatakan polisi bilang ada kejutan,” ungkap Edy.

Sebelum kepolisian mengaku telah membunuh 6 pengawal HRS, kata Edy, FPI hanya mengatakan kehilangan laskar yang diculik orang tak dikenal (OTK).

Terkait pernyataan Edy tersebut, aktivis Mujahid 212 Damai Hari Lubis pernah mendengar informasi tersebut dari beberapa santri Markaz Syariah ketika berziarah di syuhada FPI di Megamendung.

Ia belum bisa memastikan tertangkapnya anggota BIN menjadi pemicu utama terbunuhnya enam pengawal HRS.

“Saya tidak dapat mengiyakan atau belum mengetahui atau belum memiliki ada bukti kuat ke arah pembunuhan KM 50,” jelasnya.

Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto membantah ada anggota BIN ditangkap anggota FPI di Megamendung.

“Belakangan ini beredar berita tiga anggota BIN tertangkap FPI. Itu semua adalah hoax,” kata Wawan, kepada wartawan, Minggu (20/12/2020).

Wawan memastikan tidak ada nama anggota BIN yang tertangkap oleh FPI. Menurutnya, mereka semua yang disebutkan oleh FPI bukan anggota BIN.

“Sebagaimana dilansir tertangkap oleh FPI, mereka semua yang disebutkan oleh FPI jelas-jelas bukan anggota BIN, alias anggota BIN gadungan,” ujar Wawan.

Kemudian Wawan juga menyebut bahwa tidak ada operasi BIN bernama ‘Operasi Delima’. Wawan memastikan bahwa kartu anggota yang dipakai untuk mengaku anggota BIN itu palsu.

“Bukan seperti yang dimiliki BIN asli. Banyak orang mengaku anggota BIN di berbagai wilayah di Indonesia. Banyak juga yang dijatuhi hukuman di pengadilan,” katanya.

“Apalagi membawa kartu identitas, hal ini tidak mungkin dilakukan dalam operasi intelijen. Apalagi disebut ada Deputi 22, tidak ada Deputi 22 itu di BIN,” jelas Wawan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News