Umat Islam sering kali jadi korban penguasa dan aparat yang zalim yang melahirkan kemiskinan, kebodohan, dan ketidaknyamanan dalam menjalankan ibadah.
Demikian dikatakan Guru Besar Universitas Katolik Parahyangan Bandung Prof Asep Warlan Yusuf dalam artikel berjudul “Faham dan Kegiatan Komunisme Tidak Memiliki Hak Hidup di Tanah Air.”
Kata Asep, umat Islam akan distigma negatif ketika menuntut keadilan atas kezaliman yang dilakukan penguasa. “Ketika umat Islam menuntut keadilan, maka kemudian bertubi-tubi dituduh macam-macam yang sangat menyakitkan,” jelasnya.
Asep meminta penguasa tidak berbuat zalim kepada umat Islam karena mempunyai kontribusi besar terhadap bangsa dan negara.
“Karena itu jangan hilangkan jasa Umat Islam untuk Indonesia tercinta, jangan asal menuduh, jangan lecehkan pemahaman dan pengamalan Umat Islam mengenai bagaimana mencintai Tanah Air, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, Demokrasi, dan HAM,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan, diperlukan bersatunya rakyat Indonesia dalam menghadapi ancaman komunis.
“Diperlukan agenda Setting Bangsa dengan menguatkan keyakinan dan kepercayaan bagi seluruh Rakyat Indonesai bahwa Komunisme itu benar-benar sangat bertentangan dengan Pancasila, yang sangat membahayakan dan mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Membangun komuniskasi, koordinasi, kolaborasi, soliditas, dan sinergi antar komponen Bangsa untuk melawan berkembangnya komunisme,” pungkasnya.