Antek komunis sangat resah penayangan Film G30S/PKI dengan menuding menimbulkan keresahan dan menyudutkan Presiden pertama Soekarno.
“Publik bisa menilai antek komunis yang resah penayangan Film G30S/PKI,” kata pengamat politik Nazar El Mahfudzi kepada www.suaranasional.com, Jumat (1/10/2021). “Masyarakat Indonesia sangat antusias nonton bareng (nobar) Film G30S/PKI,” ungkapnya.
Kata alumni pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, munculnya spanduk penolakan film G30S/PKI di Sawah Besar, Jakarta menunjukkan antek komunis menunjukkan jati dirinya. “Ada yang mengatakan komunis di Indonesia sudah mati dan tidak ada pengikutnya tetapi kejadian di Sawah Besar memunculkan indikasi antek komunis,” jelas Nazar.
Menurut Nazar, Film G30S/PKI memberikan pendidikan kepada generasi penerus bangsa akan bahaya komunis. “Fakta tidak terelakan PKI pernah melakukan pemberontakan 1948 dan 1965,” ungkapnya.
Nazar mengatakan, saat ini banyak generasi muda yang tidak tahu peristiwa G30S/PKI. “Harusnya pemerintah menganjurkan generasi muda menonton Film G30S/PKI,” pungkas Nazar.