Kader NasDem kembali tersandung kasus dugaan korupsi. Kali ini Hasan Aminuddin yang duduk sebagai anggota DPR RI. Kasus dugaan korupsi tersebut tentu menyudutkan Partai Nasdem. Sebab, partai besutan Surya Paloh ini kerap mengklaim partai yang besih.
“Dengan terjadinya beberapa kasus dugaan korupsi yang menimpah kader NasDem, mengindikasikan partai ini kurang selektif dalam rekrutmen. Partai ini terkesan hanya memilih kader yang populer untuk mendulang suara besar di daerah pemilihannya,” kata Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada www.suaranasional.com, Rabu (1/9/2021).
Kata Jamiluddin, masalah integritas tampaknya menjadi pilihan berikutnya. Akibatnya, beberapa kadernya yang duduk di legislatif atau jabatan publik lainnya tersandung korupsi.
Kasus-kasus seperti itu tentu merugikan Nasdem baik untuk kepentingan Pileg dan Pilpres 2024. Sebab, ada indikasi kuat, rakyat akan menghukum partai-partai yang kadernya banyak tersandung korupsi.
Jamiluddin mengatakan, belakangan ini elektabilitas NasDem mengalami tren penurunan. Bahkan berapa survei mengindikasikan NasDem dapat terdepak dari Senayan pada Pileg 2024.
“Kecenderungan akan jadi kenyataan bila kader NasDem semakin banyak yang tersandung korupsi. Perolehan suara Nasdem berpeluang besar akan anjlok pada Pileg 2024,” ungkapnya.
Surya Paloh dan petinggi NasDem harus segera mengambil langkah strategis ke internal. Menindak tegas kader yang terlibat korupsi tampaknya sudah menjadi keharusan.
“Selain itu, NasDem juga harus menetapkan standar yang lebih ketat untuk menjaring caleg dan calon pemimpin daerah. Masalah integritas haruslah menjadi pertimbangan utama layak tidaknya menjadi caleg dan calon pemimpin daerah. Hal ini setidaknya dapat meminimalkan perilaku koruptif dari kader NasDem,” ungkapnya.