Popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah adanya fitnah termasuk berita hoaks menerima rumah mewah dari pengembang reklamasi.
“Tuduhan kepada Anies tidak pernah terbukti. Inilah salah satu faktor yang membuat nama Anies semakin populer dan elektabilitasnya semakin naik,” kata Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa Tony Rosyid, Senen (24/5/2021).
Menurut Tony, fitnah terhadap Anies yang disebarkan pihak-pihak tertentu justru membuat publik makin simpati terhadap mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu. “Pada kenyataannya tidak ada laporan dan juga tidak ada bukti, maka publik justru akan berbalik membela dan bersimpati kepada Anies,” paparnya.
Fitnah selama ini enguntungkan bagi Anies ketika tidak ada bukti atas tuduhan itu. Selama ini, begitulah yang sering terjadi. Anies diisukan macam-macam, tapi tanpa pernah ada bukti. Ini blessing buat Anies.
“Semakin disudutkan dengan berbagai tuduhan yang tidak terbukti, maka Anies akan semakin banjir empati. Publik akan bilang: “ngebet amat mau jatuhin Anies”,” ungkapnya.
Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) menyebut rumah yang disebarkan buzzerRp tersebut bukan milik Anies.
“Tadi saya sudah tanya memastikan. Ternyata rumah ini ya memang bukan rumah ABW (Anies Baswedan). Entah rumah milik siapa,” ujar Anggota TGUPP bidang pencegahan korupsi DKI Jakarta Tatak Ujiyati dalam akun Twitter-nya, @tatakujiyati, Sabtu (22/5/2021).
Tatak mengatakan isu gratifikasi tersebut merupakan isu lama yang di-framing ulang. Menurutnya, hal ini sengaja dilakukan untuk menyerang Anies.
Dia menyebut isu tersebut dibuat seolah Anies menerima suap karena izin reklamasi. Padahal, menurutnya, pihak pengembang sudah membangun dan menjual propertinya sebelum izin perluasan.
“Sengaja di-framing seolah-olah terima rumah karena ijin reklamasi Ancol. Sangat jahat. Padahal pengembang properti Australia Crown Group sudah membangun dan menjual propertinya di Ancol itu sejak 2019, jauh sebelum izin perluasan daratan Ancol pd 24 Feb 2020,” tuturnya.
Menurutnya, hal ini merupakan fitnah yang tak perlu ditanggapi. Dia mengatakan Anies lebih memilih fokus memenuhi janji politiknya.
“Ada netizen saran, laporkan polisi saja yang fitnah. Ya ampun jika kita layani tiap fitnah dengan lapor polisi, pasti sibuk sekali. Sementara ABW saya pahami lebih pilih fokus menunaikan janji politiknya kepada warga Jakarta. Maka fitnah-fitnah itu kita anggap saja noise, yang cukup kita counter lalu abaikan,” kata Tatak