Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko mempunyai mental penjilat yang membenarkan Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Mental penjilat mengalahkan kecerdasan,” kata ekonom senior Rizal Ramli di akun Twitter-nya @RamliRizal.
Rizal mengatakan seperti itu menanggapi pernyataan Puthut EA @Puthutea yang tidak memahami logika Budiman mendukung Megawati menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN. “Wis takwaca ping lima angel tak pahami logikane mas Bud (terjemahan: sudah saya baca lima kali, sulit memahami logikanya Mas Bud),” kata Puthut.
Rizal mengatakan, keahlian Budiman hanya memainkan kata-kata. “Keahliannya main kembang kata,” papar Rizal.
Komisioner Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Abdil Mughis Mudhoffir mengatakan bahwa penempatan politikus menjadi Ketua Dewan Pengarah di BRIN akan membuat lembaga riset terpolitisasi. Risikonya, kata dia, rentan terjadi praktik perebutan rente atas sumber-sumber dana penelitian. “Serta digunakannya lembaga penelitian sebagai pemberi legitimasi ilmiah atas praktik rente itu,” ungkapnya.
Abdil mengkritik beberapa lembaga teknokrat seperti Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), serta lembaga donor seperti Knowledge Sector Initiative (KSI) yang kerap menggunakan pendekatan teknokratik dalam upaya menciptakan ekosistem riset dan inovasi.
“Mereka pikir hanya dengan mengandalkan dokumen semacam cetak biru Ekosistem Pengetahuan dan Inovasi (EPI), atau dengan membuat kebijakan dan desain kelembagaan tertentu, maka politisi dengan sendirinya menjadi berkepentingan memajukan riset,” kata Abdil. “