Presiden itu ibarat sopir yang mengendalikan kendaraan dan di dalamnya ada penumpang namanya rakyat. Jika Presiden mengendalikan pemerintahan secara ugal-ugalan dan melanggar aturan bisa menjerumuskan rakyat ke jurang.
“Presiden itu ibarat sopir. Kalau Presidennya ugal-ugalan melanggar aturan sudah diingatkan masih terus melanggar bisa menjerumuskan rakyat ke jurang,” kata aktivis Molekul Pancasila Nicho Silalahi kepada www.suaranasional.com, Selasa (23/3/2021).
Ia mengatakan, rakyat yang mengingatkan Presiden justru ditangkap dan dimasukkan penjara. “Nampaknya Presiden ingin membawa bangsa Indonesia masuk jurang,” papar Nicho.
Menurut Nicho, Presiden Jokowi sudah diingatkan untuk tidak melanggar protokol kesehatan (Prokes) tetapi diabaikan. “Rakyat yang melanggar prokes dihukum sedang Presiden dibiarkan saja. Ini menunjukkan ketidakadilan,” paparnya.
Ugal-ugalan Presiden Jokowi, kata Nicho adanya kebijakan impor beras di saat petani panen raya. “Jokowi membiarkan saja menterinya melakukan impor beras, padahal janjinya dulu mau menghentikan impor,” jelas Nicho.
Menurut Nicho, penegakan hukum dalam bidang korupsi juga tidak ada kemajuan terutama kasus bantuan sosial (bansos). “KPK belum memeriksa Herman Hery, Madam dan anak Pak Lurah. KPK terlihat tidak sungguh dalam membongkar kasus korupsi bansos,” ungkap Nicho.