Kritik Gibran & Ditangkap, Pengamat: Anak Jokowi Mintanya Dijilat

Tak Berkategori

Polisi yang menangkap pemuda yang mengkritik Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menunjukkan putra Presiden Jokowi itu inginnya dijilat.

“Pernyataan Pemuda Slawi terhadap Gibran itu hanya kritik dan tidak perlu ditangkap. Penangkapan itu menunjukkan Gibran inginnya dijilat,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada www.suaranasional.com, Selasa (16/3/2021).

Muslim mengatakan, polisi sudah melepaskan pemuda yang mengkritik Gibran setelah meminta maaf tetap saja menunjukkan Gibran tidak boleh dikritik. “Anak SBY dikritik dibully, dihina dibiarkan saja. Ini menunjukkan pemahaman demokrasi anak SBY lebih tinggi dibandingkan anak Jokowi,” jelasnya.

Menurut Muslim, pernyataan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit yang lebih mengedepankan mediasi terkait UU ITE tidak terbukti. “Penangkapan terhadap pemuda yang mengkritik Gibran membuat orang takut mengkritik anak Presiden Jokowi,” paparnya.

Tim Virtual Police Polresta Surakarta menangkap warga Slawi, AM yang menulis komentar dinilai bermuatan hoaks terkait Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Melalui akun instagramnya, dia berkomentar di unggahan akun @garudarevolution tentang Gibran yang meminta semifinal dan final Piala Menpora digelar di Solo.

“Tau apa dia tentang sepak bola, taunya dikasih jabatan saja,” demikian tulis AM di akun pribadinya @arkham_87 pada Sabtu (13/3) pukul 18.00 WIB.

Polisi baru melepaskan pria yang masih menempuh pendidikan di Yogyakarta itu setelah menghapus komentarnya dan meminta maaf. Permintaan maaf dibuat secara terbuka melalui akun resmi Instagram Polresta Surakarta, @PolrestaSurakarta.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News