Moeldoko saat menjadi Panglima TNI tidak ada peran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetapi atas prestasi yang diraihnya selama ini.
“Tidak usah bilang jadi Pangab (Panglima TNI) karena Pak SBY, itu enggak baik. Itu karena Allah, karena Yang Maha Kuasa Tuhan,” kata Ruhut Sitompul, Senin (8/3/2021).
Menurut Ruhut, Moeldoko menjadi Panglima TNI atas prestasi yang diraihnya bahkan menjadi lulusan Adhi mMkayasa saat lulus dari Akademi Militer (Akmil). “Dia punya prestasi,” ujarnya.
Ruhut mengungkap bahwa Moeldoko mendapat serangan luar biasa sejak isu kudeta digulirkan oleh AHY, termasuk dari Ketua Majelis Tinggi Demokrat, SBY, yang juga ikut menuding Moeldoko.
“Apalagi Pak SBY terang-terangan menuding dia, kan. Jalanlah KLB itu dan mereka (kader Demokrat) minta, dan dia (Moeldoko) mau langsung. Namanya orang Jawa, lho, kalau sudah dibegitukan, dia maju,” paparnya.
Padahal, kata Ruhut, SBY bisa saja memanggil dan bertemu langsung dengan Moeldoko secara baik-baik guna menanyakan perihal gerakan mengudeta kepemimpinan Demokrat sebelum KLB Sumut terjadi.
“Sama seperti aku. Aku tanya, kok, kepada Moeldoko, aku telepon dia. Tanya Moeldoko,” tegas Ruhut.
Dalam komunikasi itu, Ruhut berkata bahwa Moeldoko membenarkan adanya kader Demokrat yang datang menemuinya dan berkeluh kesah terkait internal partai berlambang bintang mercy itu.
“Dan Moeldoko saat itu mengatakan tidak mau terlibat karena sibuk membantu Presiden Jokowi di pemerintahan,” terang Ruhut.
Oleh karenanya, Ruhut Sitompul lantas menyimpulkan bahwa Moeldoko akhirnya menerima amanah sebagai Ketua Umum Demokrat lantaran terus-terusan diserang dengan tuduhan terlibat mengudeta kepemimpinan AHY.
“Tetapi aku lihat dia (Moeldoko) dihajar terus. Jadi ini betul, ini causaliteit (kausalitas-red), sebab akibat,” pungkasnya.