Nekat Turun ke Sawah Hujan Petir, Pengamat: Pencitraan Jokowi & tak Selesaikan Masalah Pangan di Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang turun ke sawah saat hujan petir di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) hanya pencitraan dan tidak menyelesaikan masalah pangan di Indonesia.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Rabu (24/2/2021). “Tugas Presiden tidak perlu sampai masuk sawah di saat hujan petir,” paparnya.

Kata Muslim, tim pencitraan dan pembisik Jokowi sudah sangat keterlaluan meminta orang nomor satu itu turun ke sawah saat hujan petir. “Harusnya yang dibenahi itu sistem agar impor beras tidak ada lagi. Selama ini impor beras dengan alasan untuk mencukupi pangan di Indonesia,” papar Muslim.

Muslim mengatakan, pogram lumbung pangan atau food estate di abupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah mengalami kegagalan. “Ini artinya program food estate tanpa perencanaan matang,” jelas Muslim.

Presiden Jokowi menyusuri persawahan di tengah hujan dan petir saat meninjau lahan food estate di Desa Makata Keri, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021) siang. Presiden bahkan rela basah-basahan saat masuk ke sawah di tengah hujan.

Setiba di lokasi food estate awalnya rombongan Presiden disambut dengan hujan lebat disertai petir. Tak mau hanya berdiam di mobil, Jokowi nekat turun dan berjalan sendirian ke tengah persawahan dengan membawa payung. Setelah berada di tengah sawah, barulah rombongan lainnya menyusul.

Diketahui, kawasan food estate di Sumba Tengah terbagi dalam lima zona dengan total luasan mencapai 5.000 hektare. Tahun ini diwacanakan luas lahan ditambah hingga 10.000 hektare.

Hadir dalam kunjungan kerja ini , Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan didampingi Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News