Presiden Jokowi hari ini mengumumkan reshuffle kabinet. Ada enam menteri baru yang menggantikan pejabat lama.
Dalam pengumuman singkatnya kemarin, Jokowi hanya menyebut nama mereka dan sedikit latar belakang masing-masing. Dia tidak menjelaskan alasan kenapa para menteri sebelumnya dicopot. Begitu juga juga dengan pertimbangan mengapa para penggantinya dipilih.
“Harusnya Jokowi memaparkan alasan pencopotan dan pemilihan para menteri tersebut. Tapi ya terserah dia saja. Pencopotan dan pengangkatan menteri memang menjadi hak prerogatif presiden,” ujar wartawan senior FNN, Edy Mulyadi.
Menurut dia, publik cenderung tidak peduli reshuffle kabinet kali ini. Rakyat justru lebih menunggu langkah konkret pemerintah menuntaskan berbagai korupsi yang dilakukan para menteri Jokowi. Misalnya, apakah Mensos Juliari P. Batubara yang menggarong Bansos jadi dihukum mati? Maklum, sebelumnya Ketua KPK Firli Baruri sesumbar bakal menghukum mati koruptor bansos di tengah pandemi.
“Perhatian dan konsentrasi rakyat kini tercurah pada penyelesaian kasus-kasus korupsi para menteri Jokowi. Apalagi pada korupsi Bansos, nama Gibran anak Jokowi disebut-sebut juga. Kira-kira, apakah presiden benar-benar akan mengigit koruptor Bansos seperti pidatonya?” tukas Edy.
